BNNP Kaltim Musnahkan 4,5 Kg Sabu, Tangkap Kurir Asal Malaysia dan Aceh
Proses pemusnahan barang bukti sabu oleh BNNP Kaltim.-Mayang/Disway Kaltim-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim memusnahkan sabu seberat 4,5 kilogram dan sejumlah ganja, pada Kamis (10/7/2025), di Kantor BNN Kaltim, Jalan Rapak Indah, Samarinda.
Barang bukti itu berasal dari sejumlah kasus yang melibatkan empat tersangka. Dua di antaranya merupakan warga negara Malaysia.
Mereka diduga kuat menjadi bagian dari jaringan internasional peredaran gelap narkotika.
Kepala BNNP Kaltim, Brigjen Pol Rudi Hartanto, mengatakan bahwa pemusnahan ini merupakan hasil dari pengungkapan kasus dalam beberapa pekan terakhir yang mencerminkan situasi darurat narkoba di wilayah Kalimantan Timur.
BACA JUGA:BMKG: Kalimantan Timur Masih Berpotensi Hujan Lebat hingga Juli Pertengahan
“Total ada empat pelaku yang diamankan. Dua pelaku ganja dan dua pelaku sabu. Dari jumlah itu, dua di antaranya merupakan warga negara Malaysia,” ujar Rudi kepada wartawan di lokasi pemusnahan.
Menurut Rudi, barang bukti sabu diselundupkan ke Indonesia melalui jalur udara. Kemudian dimasukkan secara manual ke dalam tubuh para pelaku.
Salah satu pelaku, seorang perempuan asal Aceh, menyembunyikan dua paket sabu. Masing-masing setengah kilogram, di bagian intim tubuhnya.
"Modus seperti ini makin sering digunakan. Satu orang bawa satu kilo. Yang dari Aceh itu, sabu-nya diselipkan di area yang sangat sulit terdeteksi kalau tak dilakukan pemeriksaan menyeluruh," ucap Rudi.
Rudi menduga bahwa barang haram ini, kemungkinan besar berhasil melewati pengawasan di bandara asal karena lemahnya sistem pemeriksaan.
"Mungkin X-ray di bandara Malaysia rusak, atau bisa jadi tidak dilakukan penggeledahan ketat. Ini jadi celah besar bagi kurir untuk lolos," ujarnya.
Ia menambahkan, tak hanya dari Malaysia. Serangan narkotika ke wilayah Kaltim kini datang dari berbagai penjuru Indonesia. Termasuk dari Jakarta, Medan dan Aceh.
"Sekarang serangan masuk dari semua arah. Bukan hanya dari luar negeri, tapi dari dalam negeri juga. Ini yang membuat posisi Kaltim makin rawan," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

