Penyuluhan Perkebunan di Berau Masih Andalkan Tenaga Penyuluh Pertanian

Kepala Dinas Perkebunan Berau, Lita Handini.-(Disway Kaltim/Rizal)-
BERAU, NOMORSATUKALTIM - Selama ini, penyuluhan sektor perkebunan masih mengandalkan tenaga penyuluh pertanian.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini, kendala yang sering muncul adalah tidak semua penyuluh pertanian memiliki keahlian di bidang perkebunan.
"Disbun Kaltim memastikan bahwa tahun ini sebanyak 14 penyuluh perkebunan baru, akan segera diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas untuk mendampingi dan membina para pekebun," ungkap Lita, Minggu (6/4/2025).
Dikatakannya, sebelumnya pihaknya mengajukan kuota 29 penyuluh perkebunan untuk memenuhi kebutuhan di lapangan.
BACA JUGA: Pertahankan ANKT, Disbun Berau Awasi Perusahaan Perkebunan
BACA JUGA: Bentuk Kelompok Tani Agar Mudah Mendapat Bantuan Pertanian, Begini Caranya!
Namun, setelah proses seleksi administrasi dan tes berlangsung, hanya 14 orang yang lolos dan akan diangkat menjadi PNS.
"14 penyuluh ini nanti akan diangkat secara resmi melalui SK sebagai PNS di Dinas Perkebunan," katanya.
Ia berharap, dengan adanya ke 14 penyuluh ini, petani perkebunan lebih mudah mendapatkan informasi terkait teknik budidaya yang baik.
"Dengan adanya tambahan penyuluh khusus perkebunan, diharapkan pembinaan kepada petani bisa lebih optimal," harapnya.
BACA JUGA: Pemkab Berau Dukung Pengembangan Pertanian demi Mewujudkan Swasembada Pangan
BACA JUGA: Bupati: Kakao Berau Jadi Rebutan Pasar Luar Negeri
Lita menjelaskan, setelah mendapat rekomendasi dari BPK, pihaknya diberikan porsi tambahan penyuluh perkebunan.
Saat ini, pihaknya memfokuskan penyuluhan pada lima komoditas utama, yaitu kelapa sawit, lada, kakao, kelapa dalam dan karet.
"Beberapa komoditas perkebunan lain yang jumlahnya lebih sedikit tetapi tetap menjadi perhatian, seperti kopi, cengkeh, pala, dan aren," jelasnya.
Para penyuluh ini, nantinya akan memberikan pendampingan kepada seluruh komunitas petani di sektor perkebunan.
BACA JUGA: Aktivitas Tambang Ilegal Kembali Terjadi di Kawasan Hutan Pendidikan Unmul Saat Libur Lebaran
BACA JUGA: Disbudpar Berau Dorong Pelaku Usaha Lebih Inovatif Kembangkan Produk Ekraf
"Target idealnya, satu kampung ada satu penyuluh. Tapi karena jumlahnya masih terbatas, kita harus mengatur agar satu penyuluh bisa menangani beberapa kampung sekaligus," ujarnya.
Dirinya mencontohkan, bahwa di Berau sendiri terdapat 20 kampung yang memiliki potensi perkebunan kakao.
"Namun, dengan jumlah penyuluh yang baru tersedia, tidak semua kampung bisa mendapatkan penyuluh secara khusus," bebernya.
Oleh karena itu, strategi yang akan diterapkan adalah menempatkan penyuluh di kecamatan yang memiliki cakupan beberapa kampung atau merangkap beberapa wilayah dengan potensi perkebunan yang tinggi.
BACA JUGA: Hadapi Kebijakan Tarif Impor AS, Pemerintah Tempuh Jalur Negosiasi
BACA JUGA: Buaya Muncul di Permukiman, Warga Melati Jaya Waswas
"Kami akan memprioritaskan penyuluh untuk ditempatkan di kampung-kampung yang memiliki potensi perkebunan. Nanti satu penyuluh bisa menangani beberapa kampung agar pembinaan tetap berjalan," ungkapnya.
Adapun salah satu permasalahan utama yang sering dihadapi petani adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman, yang selama ini sulit diatasi karena minimnya tenaga penyuluh khusus.
"Dengan adanya penyuluh baru ini, kita berharap mereka bisa membantu memberikan solusi kepada petani," katanya.
Ke depan, pihaknya akan terus mengupayakan penambahan tenaga penyuluh agar seluruh kampung dengan potensi perkebunan bisa mendapatkan pendampingan secara lebih merata.
BACA JUGA: Pemerintah Sudah Siapkan Langkah Antisipasi Tarif Impor Trump, Klaim KSP
"Jumlah penyuluh yang ada saat ini memang masih kurang. Ke depannya, kita akan terus mengajukan tambahan tenaga penyuluh secara bertahap agar sektor perkebunan di Berau semakin berkembang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: