Bankaltimtara

Gerakan Antar Anak Digelorakan di Kutai Barat, Disdikbud Dukung 'Hari Pertama Sekolah Bersama Ayah'

Gerakan Antar Anak Digelorakan di Kutai Barat, Disdikbud Dukung  'Hari Pertama Sekolah Bersama Ayah'

Gerakan Hari Pertama Sekolah Bersama Ayah bakal diterapkan di Kutai Barat melalui SE Sekda Kubar yang mengatur pelaksanaan gerakan ini yang akan dimotori oleh ASN.-(Ilustrasi/ Nomorsatukaltim)-

BACA JUGA: Anak di Balikpapan Nyaris Putus Sekolah karena Gagal Ranking, Begini Tanggapan Wali Kota

“Kami menginstruksikan agar sekolah menyambut para ayah yang hadir dengan ramah. Biarkan mereka mendampingi anak hingga masuk kelas, berbincang sejenak dengan guru, dan menikmati momen ini tanpa tekanan waktu. Ini bukan hari biasa,” kata Bandarsyah saat diwawancarai, pada Jumat pagi (11/7/2025).

Menurut Bandarsyah, kebijakan ini sejalan dengan misi pendidikan Kutai Barat yang berbasis keluarga dan menekankan pentingnya pembentukan karakter sejak dini. 

Dalam pandangannya, peran ayah yang aktif akan berdampak langsung pada kesiapan mental dan emosional anak menghadapi lingkungan belajar yang baru.

“Biasanya hari pertama sekolah menjadi momen yang penuh kegugupan bagi anak-anak. Kehadiran ayah bisa menjadi jangkar emosional mereka, menenangkan, dan membangkitkan rasa percaya diri,” imbuhnya.

BACA JUGA: 3 Sekolah Binaan Astra Agro Lestari Raih Adiwiyata Berkat Gerakan Cinta Lingkungan sejak Usia Dini

Disdikbud juga meminta sekolah-sekolah untuk mendokumentasikan momen kebersamaan ini dalam bentuk foto, video, hingga testimoni dari para ayah. 

Dokumentasi tersebut akan menjadi bahan publikasi di media sosial sekolah maupun kanal resmi instansi, sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya keterlibatan ayah dalam pendidikan.

Tak hanya itu, Bandarsyah menyebut sekolah diberikan keleluasaan untuk menyusun kegiatan pagi yang melibatkan interaksi hangat antara ayah dan anak. 

Bentuknya tidak harus formal, melainkan cukup menyentuh sisi emosional.

BACA JUGA: Penerimaan Murid SD dan SMP di Kutai Barat Segera Berakhir, Disdikbud Tegaskan Larangan Pungli

“Misalnya, membiarkan ayah menemani anak hingga depan kelas, menyapa guru, atau sekadar menenangkan anak yang tampak gugup. Interaksi kecil seperti itu sangat berarti,” ujarnya.

Gerakan ini, lanjut Bandarsyah, diharapkan bisa melampaui seremoni tahunan dan menjelma menjadi budaya baru dalam sistem pendidikan di Kutai Barat. 

Ia menekankan, peran ayah dalam pendidikan tak bisa hanya muncul saat rapat orangtua atau pengambilan rapor.

“Pendidikan karakter anak dimulai dari rumah. Dan itu tanggung jawab bersama, bukan hanya ibu, bukan hanya guru, tapi juga ayah,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: