Bankaltimtara

MBG di PPU Baru Layani 7.257 Porsi, Akhir Desember Ditarget Lebih 10 Ribu Siswa

MBG di PPU Baru Layani 7.257 Porsi, Akhir Desember Ditarget Lebih 10 Ribu Siswa

Pada penghujung 2025 program MBG bisa layani 10 ribu siswa di Kabupaten PPU.-ist--


banner ppu baru---

PENAJAM PASER UTARA, NOMORSATUKALTIM- Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan salah satu Asta Cita Presiden Republik Indonesia, terus dimonitor pelaksanaannya di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Pemerintah daerah melalui Satgas MBG tingkat kabupaten memastikan program peningkatan asupan gizi bagi anak usia PAUD hingga pelajar SMA sederajat ini berjalan sesuai harapan. 

Dalam kegiatan peninjauan yang melibatkan Wakil Bupati PPU, Abdul Waris Muin dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten PPU, Tohar, didapatkan sejumlah temuan yang menjadi masukan penting bagi penyedia layanan.

Kegiatan peninjauan ini dilakukan ke beberapa lokasi (lokus) penerima manfaat, termasuk Sekolah Penyedia Pangan Gizi (SPPG) di Bumi Harapan, Tengin Batu, Penajam, dan Gunung Seteleng, serta PAUD-TK dan SD Al Banjari, Kecamatan Penajam.

Baca Juga: Kendati Anggaran Pusat Dipangkas, Bupati PPU Hindari Pemotongan TPP ASN

"Sebetulnya bukan sidak. Kami turun ke lapangan untuk memastikan bahwa program ini berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan harapan kita," ucap Tohar, Rabu 26 November 2025.

Pemerintah daerah merasa terpanggil karena kebijakan ini linier dari pusat hingga tingkat bawah, menjadikan PPU sebagai bagian yang tak terpisahkan dari program nasional. 

Fokus utama lainnya adalah memastikan cakupan layanan, agar penerima manfaat yang merupakan siswa merasa nyaman dan aman.

Satgas mencatat beberapa temuan penting, yakni ompreng atau tempat makan tidak dilengkapi dengan sendok. Satgas meminta para guru untuk mengedukasi anak-anak atau orang tua agar setiap hari membawa peralatan makan sendiri.

Baca Juga: Konsumsi Ikan di PPU Menurun, Dinas Perikanan Geber Program Gemarikan

Pemerintah daerah menekankan kembali pentingnya kebersihan di sekolah sebagai bagian dari pembiasaan. Kemudian terdapat kesamaan volume atau porsi menu antara anak usia dini dengan anak usia di atasnya. Padahal, kapasitas dan kebutuhan gizi anak berbeda-beda.

Temuan ini langsung diinput kepada SPPG. Solusi yang diambil adalah mensiasati packing, yaitu dengan mengurangi volume untuk anak usia dini, dan menambahkannya untuk siswa yang lebih dewasa, tanpa mengubah total indeks layanan per porsi.

Program MBG di Kabupaten PPU telah berjalan sejak Oktober 2025, dengan lokasi awal di PAUD dan SD Al Banjari.

Ia menyebut, perkembangan signifikan dalam cakupan layanan MBG. Dari sekira 5 ribu porsi pada September, cakupan layanan hingga November telah meningkat menjadi 7.257 porsi. Peningkatan ini didukung dengan penambahan satu SPPG di Sepaku. Berdasarkan data sekira 35 ribu pelajar penerima MBG.

"Dengan beroperasinya SPPG satelit, kami yakin 35 hari ke depan cakupannya akan meningkat drastis," tandas Tohar. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: