Menteri ESDM Bahlil Tegaskan 2026 Indonesia Stop Impor Solar, Kaltim Diminta Tidak Jadi Penonton Lagi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat menjadi narasumber dikongres GMKI belum lama ini. -mayang/disway kaltim-
BACA JUGA:Warga Mengeluh Sulitnya Mencari BBM di Balikpapan, Begini Kata Pertamina Patra Niaga
BACA JUGA:Diduga Terkendala Pengiriman ke Balikpapan, Stok Pertamax di SPBU Sering Kosong
“Kontribusi terhadap daerah penghasil masih belum sepenuhnya adil. Ini yang harus kita perbaiki. Kita butuh desain baru yang memastikan hilirisasi menciptakan lebih banyak lapangan kerja lokal, tidak hanya condong pada sektor tambang, tetapi juga perikanan dan kelautan perlu kita dorong,” tegasnya.
Bahlil menegaskan bahwa hilirisasi sumber daya alam merupakan kebijakan prioritas nasional yang terus dijalankan sejak masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo hingga Presiden Prabowo Subianto.
"Nikel itu kita ekspor 2017-2018, total ekspor kita hanya 3,3 Miliar USD tahun itu. Begitu kita menyetop ekspor Nikel, tahun 2023-2024 ekspor Nikel kita sudah mencapai 34 Miliar USD."
"Naiknya 10 kali lipat, kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan, dan memberikan ruang kepada generasi muda untuk menjadi pengusaha. Dan ini yang kita dorong," beber Bahlil.
Meski menuai kritik dari sejumlah negara pengimpor bahan mentah Indonesia, Bahlil menyebut, kebijakan ini sebagai langkah strategis untuk menjaga kedaulatan ekonomi nasional.
"Banyak negara yang tidak setuju dengan langkah ini karena sudah terbiasa menikmati sumber daya alam kita, dalam bentuk mentah. Tapi sekarang kita paksa mereka untuk beli dalam bentuk produk jadi atau setengah jadi. Ini bentuk keberanian," ungkap Bahlil.
Meski hilirisasi sudah berhasil meningkatkan nilai ekspor contohnya nikel yang naik dari 3,3 miliar USD pada 2017 menjadi 34 miliar USD di 2023 ia menilai belum ada keadilan terhadap masyarakat kecil.
"Hilirisasi itu harus adil. Bukan hanya untuk pemerintah pusat dan investor, tapi juga untuk pengusaha dan masyarakat kecil," terangnya.
Bahlil juga membantah isu Indonesia Gelap. Saat ini, dikatakan Bahlil, pemerintah pusat telah menetapkan sebanyak 28 komoditas yang sudah masuk peta jalan hilirisasi.
Bukan hanya terpusat pada tambang batu bara, minyak, dan nikel, tapi juga hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan lainnya.
BACA JUGA:Pemprov Kaltim Soroti Pengelolaan Aset Hotel Royal Suite, TBI Diberi Tenggat Klarifikasi
BACA JUGA:Dukung Pencabutan Hak Izin Usaha Hotel Royal Suite, Ananda Emira Moeis: Manajemen Macam Apa Itu?
"Dengan hasil investasi mencapai 618 miliar USD. Serta, Penciptaan lapangan kerja sebanyak 3 juta, Ini adalah lapangan pekerjaan langsung," tegas Bahlil.
Bahlil pun menegaskan target ambisius pemerintah, lifting migas nasional harus tembus 900 ribu hingga 1 juta barel per hari pada 2029-2030.
"Tahun lalu kita cuma 620 ribu. Ini harus naik. Saya sudah lapor ke Presiden. Ini bentuk komitmen merah putih," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
