Bankaltimtara

Pendapatan PI Menurun, MMP Kaltim Dorong Ekspansi Bisnis dan Butuh Modal Tambahan

Pendapatan PI Menurun, MMP Kaltim Dorong Ekspansi Bisnis dan Butuh Modal Tambahan

Direktur Utama MMP, Edy Kurniawan-Mayang Sari/ Nomorsatukaltim-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - PT Migas Mandiri Pratama (MMP) Kaltim menghadapi tantangan serius dalam menjaga keberlanjutan usahanya.

Pendapatan dari Participating Interest (PI) 10 persen terus menurun, seiring menua dan turunnya produksi blok-blok migas di Kalimantan Timur.

Dalam kondisi tersebut, MMP mendorong diversifikasi usaha dan meminta dukungan tambahan modal dari pemerintah daerah.

"Semua blok PI yang kita pegang itu sudah masuk fase mature. Sudah tua. Produksinya makin turun. Pendapatan otomatis ikut menurun," ungkap Direktur Utama MMP, Edy Kurniawan, Kamis 17 Juli 2025.

BACA JUGA: Nama Eks Dirut Garuda Tak Hadiri Tes Uji Kompetensi Seleksi Direksi Perusda Kaltim

Dia menjelaskan, PI 10 persen merupakan hak partisipasi daerah dalam pengelolaan blok migas sesuai Permen ESDM Nomor 37 Tahun 2016.

Di Kalimantan Timur, MMP ditunjuk mewakili pemerintah provinsi sebagai pengelola PI pada beberapa blok strategis, seperti Mahakam dan Sangasanga. Namun, menurut Edy, tak ada jaminan pendapatan akan stabil jika tidak ada blok baru yang dibuka.

"Kalau tidak ada penemuan atau produksi blok baru, pasti turun terus. Karena sifatnya memang decline secara alamiah," ujarnya.

Hal itu berdampak langsung pada kontribusi MMP terhadap kas daerah. Dividen yang disetorkan pada 2025 diperkirakan hanya sekitar Rp35 miliar, jauh menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai Rp100 miliar.

BACA JUGA: Kinerja Perusda di Kaltim Disorot, Dirut PT MMPKT Tegaskan Penanganan Piutang Warisan Lama

Meski demikian, Edy mengklaim pendapatan non-PI mulai menunjukkan tren positif. Sejak 2023, lanjut Edy, MMP mulai melakukan kegiatan pengeboran sendiri, terutama reaktivasi dan optimalisasi sumur-sumur idle.

"Kami sudah aktifkan 12 sumur, 8 di Kalimantan Timur, 4 di Jambi. Produksi naik. Beberapa sumur naik 2 kali lipat, dari 50 jadi 100 barel per hari," ucapnya.

Proyek itu dilakukan bersama mitra seperti PHKT (Pertamina Hulu Kalimantan Timur) dan PetroChina Jabung. MMP juga menggunakan teknologi khusus yang memungkinkan peningkatan produksi dari sumur-sumur yang sebelumnya tidak aktif.

Namun, Edy menekankan, bahwa program seperti ini butuh modal kerja yang cukup besar. Karena itu, dia berharap ada tambahan penyertaan modal dari Pemerintah Provinsi Kaltim.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait