Bankaltimtara

BPBD Mahulu Rencana Pasang EWS di Beberapa Titik Rawan, Salah Satunya Sungai Boh

BPBD Mahulu Rencana Pasang EWS di Beberapa Titik Rawan, Salah Satunya Sungai Boh

Kepala pelaksana BPBD Mahulu, Agus Darmawan saat diwawancara.-iswanto/disway-

MAHULU, NOMORSATUKALTIM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mahulu mempersiapkan langkah strategi mengantisipasi terjadinya bencana banjir.

Kepala Pelaksana BPBD Mahulu, Agus Darmawan, menegaskan pentingnya pembangunan Early Warning System (EWS). EWS merupakan sistem peringatan dini di kawasan rawan bencana, khususnya di wilayah Mahulu.

Seperti diketahui, Mahulu yang terletak di hulu Sungai Mahakam dikenal sebagai wilayah yang rentan terhadap bencana banjir dan longsor terutama di tengah cuaca ekstrem.

Menyikapi pengalaman banjir besar pada tahun 2024 lalu yang datang tiba-tiba dan menyebabkan kerugian besar, BPBD bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kaltim berinisiatif memasang sistem peringatan dini di beberapa titik strategis.

BACA JUGA:Mahulu Kirim 6 Siswa Terbaik Ikuti Seleksi Paskibraka Provinsi, Berharap Tembus Nasional

BACA JUGA:Seleksi PPPK Tahap II Mahulu Dimulai, Ratusan Peserta Ikuti Ujian di Samarinda

"Kami tidak ingin bencana seperti tahun lalu terulang kembali. Karena itu, kami bekerja sama dengan BWS Mahakam untuk memasang alat deteksi banjir."

"Ini sangat penting karena hampir semua kecamatan di Mahulu ini berada di bantaran Sungai Mahakam dan rawan banjir, apalagi jika hujan lebat di hulu," jelas Agus Darmawan, Selasa (13/5/2025).

Dijelaskan bahwa, EWS ini akan dipasang di beberapa titik seperti di Kecamatan Long Apari, Long Pahangai dan Sungai Boh.

Karena mengingat Sungai Boh yang berhubungan dengan Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara juga yang menjadi penyumbang utama naiknya debit air, seperti pengalaman pada banjir tahun sebelumnya.

BACA JUGA:Dukung Gratispol, Disdikbud Mahulu Tunggu Petunjuk Teknis dari Pemprov Kaltim

Menurutnya, Rencana pemasangan akan dimulai setelah survei lokasi oleh BWS sekitar bulan Agustus 2025, dimulai dari wilayah Long Apari dan Long Pahangai, serta titik-titik rawan lain di sepanjang sungai.

Agus juga menjelaskan, selain pembangunan infrastruktur, hal yang utama juga terkait mitigasi berbasis masyarakat, terutama yang berada di wilayah rawan.

Agus menekankan pentingnya peran relawan lokal, khususnya di dua kecamatan di hulu Mahakam, yakni Long Apari dan Long Pahangai, yang selama ini secara aktif memberikan informasi curah hujan melalui group WhatsApp dan SMS kepada warga di hilir seperti Long Bagun dan sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: