20 Tahun Kebun Raya Balikpapan, Benteng Hijau Terakhir di Kota
Peserta "Berlari di Hutan 2025" memulai kegiatan di kawasan Kebun Raya Balikpapan-Salsabila/Disway -
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Ratusan peserta mengikuti ajang Berlari di Hutan 2025 yang digelar di kawasan Kebun Raya Balikpapan, pada Minggu (7/12/2025).
Namun, lebih dari sekadar event olahraga, kegiatan tersebut menjadi momentum pengingat pentingnya menjaga kawasan konservasi yang telah 20 tahun menjadi penyangga ekologis Balikpapan.
Di tengah pesatnya pembangunan kota dan berkurangnya ruang terbuka hijau, Kebun Raya Balikpapan memainkan peran vital sebagai penyimpan karbon, penyangga tata air dan pelindung iklim mikro.
BACA JUGA:Wali Kota Balikpapan: Kerusakan Lingkungan Penyebab Meningkatnya Bencana Banjir dan Longsor
Kawasan itu pun menjadi benteng terakhir pencegah bencana hidrometeorologi seperti banjir dan kekeringan, yang beberapa tahun terakhir meningkat frekuensinya di Balikpapan.
Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, menyampaikan bahwa event berlari di hutan bukan hanya bentuk rekreasi dan olahraga. Tetapi cara untuk mendekatkan masyarakat pada fungsi ekologis kawasan konservasi.
"Di tengah perubahan iklim dan meningkatnya suhu kota, Kebun Raya Balikpapan adalah paru-paru kota sekaligus perisai ekologis yang tidak tergantikan. Udara bersih dan ketersediaan air hari ini bergantung pada hutan yang terjaga," ucap Bagus.
BACA JUGA:Tersisa 22 Hari Masa Kerja, Revitalisasi Blok D Pasar Klandasan di Angka 83,78 Persen
Ia menyebut dengan momentum 20 tahun Kebun Raya harus menjadi refleksi kolektif untuk memperkuat perlindungan kawasan hutan di sekitar kota.
Menurutnya, tekanan pembangunan dan ekspansi infrastruktur di sekitar kawasan konservasi dapat mengancam fungsi ekologis yang selama ini menjadi penopang Balikpapan.
Kawasan seluas 309 hektare ini tidak hanya menjadi habitat flora dan fauna endemik, tetapi juga ruang edukasi lingkungan, laboratorium alam untuk penelitian, serta ekowisata berbasis konservasi.
Dengan adanya partisipasi publik, termasuk lewat agenda olahraga alam seperti trail run, Bagus menyakini bahwa kebun raya dapat menjadi ruang untuk membangun kesadaran ekologis masyarakat.
"Merawat hutan berarti merawat kehidupan. Apa yang dijaga hari ini akan menentukan masa depan generasi berikutnya," lugas Bagus.
BACA JUGA:Polda Kaltim Dalami Kepemilikan Lahan Lokasi Tragedi Tenggelamnya 6 Anak di Kubangan KM 8 Balikpapan
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
