Bankaltimtara

Wali Kota Balikpapan: Kerusakan Lingkungan Penyebab Meningkatnya Bencana Banjir dan Longsor

Wali Kota Balikpapan: Kerusakan Lingkungan Penyebab Meningkatnya Bencana Banjir dan Longsor

Genangan air di kawasan Jalan Jenderal Sudirman saat banjir besar melanda Balikpapan awal Bulan Juli 2025.-DOK/Nomorsatukaltim-nomorsatukaltim.disway.id

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menyoroti kerusakan lingkungan sebagai penyebab utama meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan tanah longsor yang terus mengancam kawasan perkotaan.

Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud menegaskan, bahwa persoalan darurat lingkungan harus ditangani secara serius melalui langkah-langkah mitigasi dan pengawasan yang lebih ketat.

Pernyataan tersebut disampaikan saat simulasi penanganan bencana hidrometeorologi yang digelar Polda Kalimantan Timur bersama sejumlah instansi di area Outdoor BSCC Dome, pada Sabtu, 6 Desember 2025.

Rahmad mengungkapkan, bahwa kerusakan hutan dan kawasan resapan air menjadi faktor yang memicu meningkatnya kejadian banjir di berbagai wilayah.

BACA JUGA: Ancaman Bencana Mengintai Balikpapan, Pemkot Perketat Pengawasan Daerah Rawan, di Sini Titiknya

"Kalau hutan dirusak, banjir pasti datang," ucapnya mengingatkan bahwa kerusakan ruang ekologis berbanding lurus dengan tingginya risiko bencana.

Balikpapan disebut terus menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi, terutama tanah longsor dan kebakaran hutan yang mulai meningkat pada sejumlah wilayah di Kalimantan Timur dalam beberapa waktu terakhir.

Kondisi tersebut menunjukkan perlunya langkah mitigasi yang tidak berhenti pada tataran simulasi teknis, melainkan penanganan akar persoalan lingkungan.

Rahmad kembali meminta keterlibatan seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dan tidak melakukan tindakan yang memperparah dampak bencana, seperti membuang sampah sembarangan dan melakukan aktivitas yang memicu kebakaran.

BACA JUGA: Setelah Sumatera, Balikpapan Waspada Banjir dan Longsor, Begini Strategi BPBD

Ia menegaskan, bahwa upaya mitigasi tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah dan aparat keamanan.

"Keterlibatan instansi pemerintah dan aparat tidak akan berarti tanpa dukungan masyarakat," ungkapnya.

Imbauan tersebut rencananya akan diteruskan hingga ke tingkat lurah, RT, dan lembaga pemberdayaan masyarakat agar pengawasan di tingkat lingkungan lebih efektif.

Di tengah seringnya bencana hidrometeorologi melanda sejumlah daerah di Kalimantan Timur, simulasi penanganan bencana di Balikpapan dinilai menjadi momentum untuk mengevaluasi kesiapsiagaan komando, koordinasi antarinstansi, dan efektivitas penanggulangan di lapangan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: