788 Kejadian Bencana Sepanjang 2025 di Kaltim, Banjir Mendominasi
Kondisi banjir di Samarinda Utara.-dok/Nomorsatukaltim-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM- Sepanjang Januari hingga November 2025, kasus bencana di Kalimantan Timur (Kaltim) tercatat sebanyak 788 kejadian dengan estimasi kerugian mencapai Rp35 miliar.
Data Pusdalops BPBD Kaltim juga mencatat, banjir menjadi bencana paling dominan dengan 245 kejadian, disusul 147 kejadian tanah longsor dan 224 kebakaran permukiman.
Bencana lainnya meliputi 2 kejadian abrasi, 42 kejadian cuaca ekstrem, dua kekeringan, 34 karhutla, 50 gempa bumi, serta 42 kejadian lain seperti pohon tumbang, tersambar petir, jembatan roboh, kesetrum, hingga serangan hewan buas.
Dampaknya cukup luas; 35.681 rumah tergenang, 55 fasilitas pendidikan dan 120 fasilitas umum mengalami kerusakan, 36 fasilitas kesehatan terdampak, dan kerusakan terjadi pada 48 kantor, 124 kios/ruko, 23,46 kilometer jalan, serta 15 jembatan.
BACA JUGA: Jika Diterpa Bencana, BPBD Kaltim Sudah Siapkan Mitigasi, dari Pra hingga Setelah Kejadian
BPBD juga mencatat 73 korban jiwa, 22 orang hilang, 50 orang luka-luka, serta 150.152 warga terdampak, dengan 278 orang di antaranya harus mengungsi.
Samarinda menjadi daerah dengan kejadian terbanyak yakni 223 kejadian, disusul Balikpapan 85 kejadian, Kutai Kartanegara 79 kejadian, Kutai Timur dan Kutai Barat masing-masing 99 kejadian, serta Berau 82 kejadian.
Daerah lain seperti Paser (34 kejadian) dan Mahakam Ulu (16 kejadian) turut mencatat insiden yang signifikan.
BPBD Kaltim memastikan penguatan mitigasi akan terus dilakukan, baik melalui alat, sistem informasi, maupun peningkatan kapasitas daerah, agar risiko dan dampak bencana dapat ditekan semaksimal mungkin.
BACA JUGA: BPBD Ungkap 3 Ancaman di Peta Bencana Kaltim, Jutaan Hektare Masuk Zona Merah
Koordinator Pusdalops BPBD Kaltim, Cahyo Kristanto mengatakan, Pemprov Kaltim mengalokasikan lebih dari Rp10 miliar untuk kegiatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat tahun berjalan.
Anggaran ini digunakan untuk pengadaan peralatan, distribusi logistik, operasional posko, dan penguatan kapasitas kabupaten/kota.
"Itu digunakan untuk memastikan peralatan siap, posko siaga berjalan, dan daerah tidak kekurangan logistik dasar saat bencana," ujarnya belum lama ini.
Salah satu fokus utama penggunaan anggaran tersebut ialah pendistribusian Alat Penanggulangan Bencana (APB) ke seluruh kabupaten/kota di Kaltim.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
