Bankaltimtara

Pemkab Kukar Perketat Mitigasi Bencana Akhir Tahun, Banjir dan Longsor Paling Diwaspadai

Pemkab Kukar Perketat Mitigasi Bencana Akhir Tahun, Banjir dan Longsor Paling Diwaspadai

Bencana longsor menjadi salah satu atensi Pemkab Kukar jelang akhir tahun.-DOK/Nomorsatukaltim-

BACA JUGA: Andi Harun Akui tak Bisa Tangani Banjir Sendiri: Apakah Air dari Samarinda Saja?

“Imbauan ini bukan hanya untuk wilayah hulu, tetapi untuk seluruh Kukar. Ada anomali cuaca dan kondisi alam Kukar mirip dengan beberapa wilayah di Sumatera yang sebelumnya mengalami kejadian bencana,” ujarnya.

Berdasarkan informasi BMKG Samarinda, puncak musim hujan di Kukar diperkirakan berlangsung mulai November 2025 hingga April 2026.

Dua puncak intensitas hujan yang diprediksi terjadi pada Desember–Januari dan April–Mei.

Abdal juga menyampaikan sejumlah imbauan langsung kepada masyarakat, khususnya yang bermukim di kawasan rawan bencana, baik banjir maupun tanah longsor, agar lebih waspada terhadap tanda-tanda awal pergerakan alam.

BACA JUGA: Polres Kutai Kartanegara Gelar Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana, Hadapi Cuaca Ekstrem

“Bagi masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan, kami minta meningkatkan kewaspadaan terhadap pergerakan tanah yang berpotensi menyebabkan longsor,” ujarnya.

Ia menambahkan, apabila masyarakat sudah melihat atau merasakan tanda-tanda pergerakan tanah, langkah paling aman adalah segera meninggalkan sementara bangunan atau rumah yang ditempati untuk menghindari risiko korban jiwa.

“Untuk masyarakat yang tinggal di kawasan langganan banjir juga agar meningkatkan kewaspadaan dan bersiap jika sewaktu-waktu harus mengungsi,” lanjut Abdal.

BPBD Kukar juga mengimbau warga yang harus mengungsi akibat banjir atau longsor agar membawa kebutuhan pokok, seperti pakaian secukupnya, obat-obatan pribadi, perbekalan seadanya, serta dokumen penting.

BACA JUGA: Kaltim Waspada Bencana Hidrometeorologi! BMKG Rilis Peringatan Dini 1-10 Desember

“Jika harus mengungsi, prioritaskan keselamatan kelompok rentan, seperti lansia, orang sakit, ibu hamil, anak-anak, dan penyandang disabilitas,” katanya.

Selain itu, Abdal meminta masyarakat segera melaporkan setiap kejadian bencana atau potensi ancaman kepada BPBD, pemerintah kecamatan, desa, maupun ketua RT setempat agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat.

“Kami juga mengajak seluruh relawan kemanusiaan dan kebencanaan di wilayah Kutai Kartanegara untuk membantu upaya pengurangan risiko bencana, baik dalam pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan kejadian, hingga tahap pemulihan,” pungkas Abdal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: