Tinggi Badan Tak Melulu soal Genetik, Kualitas Tidur Bisa Pengaruhi Pertumbuhan Anak

JAKARTA, NOMORSATUKALTIM — Tinggi badan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik. 

Kualitas tidur juga memainkan peran penting dalam proses pertumbuhan. 

Terutama dalam produksi hormon pertumbuhan yang bekerja maksimal saat anak tertidur lelap di malam hari.

Dokter spesialis anak, Yuni Astria, menjelaskan bahwa tidur yang cukup dan berkualitas memiliki kaitan langsung dengan pelepasan hormon pertumbuhan, atau growth hormone, yang menjadi kunci dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

BACA JUGA: Diskominfo Kaltim dan KPAD Kaltim Sepakat Perkuat Pemberitaan Ramah Anak

BACA JUGA: Pemkab Berau Salurkan Bantuan Rp1,1 Miliar untuk Lansia dan Anak Yatim

"Jadi growth hormone ini dihasilkan saat tidur, itu puncak-puncaknya ketika jam 11 sampai jam satu, kurang lebih antara range segitu," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu dalam acara bertajuk "Tidur Nyenyak Anak Hebat" di Jakarta, Kamis (16/5/2025).

Ia menjelaskan, hormon pertumbuhan mulai diproduksi di fase awal tidur non-Rapid Eye Movement (non-REM), tepatnya sekitar 1,5 hingga 3,5 jam setelah anak memasuki tidur dalam. 

Hormon ini berperan besar dalam regenerasi sel, perkembangan otot dan tulang, serta pengaturan cairan dan metabolisme tubuh.

Tak hanya itu, menurut Yuni, hormon pertumbuhan juga berkaitan dengan produksi Thyroid Stimulating Hormone (TSH). 

BACA JUGA: Kaltim Perkuat Komitmen PUG dan Perlindungan Anak

BACA JUGA: Wujudkan Balikpapan sebagai Kota Layak Anak, Reklame Rokok di Puluhan Titik Diturunkan

Jika hormon pertumbuhan terganggu, kadar TSH bisa meningkat dan menyebabkan masalah pada pertumbuhan anak.

"TSH ini dia dihasilkan juga untuk nanti menghasilkan hormon thyroid sebetulnya, tapi ternyata berkaitan. Kalau dia naik, jadinya pertumbuhan bisa terganggu, akibatnya anak lebih pendek, bisa berpotensi lebih pendek dari teman sebaya," demikian dikutip Antara.

Sumber: