Bankaltimtara

Longsoran Tanah di Area Terowongan Samarinda Dipastikan Tidak Berbahaya, PUPR Lakukan Tiga Tahapan Ini

Longsoran Tanah di Area Terowongan Samarinda Dipastikan Tidak Berbahaya, PUPR Lakukan Tiga Tahapan Ini

Kondisi longsor yang terjadi di terowongan Selili Samarinda.-istimewa/PUPR Samarinda.-

Pada tanggal 1 Mei 2025, dilakukan survei lapangan oleh Tim Perencana untuk menentukan lokasi yang memerlukan penanganan lebih lanjut, yang kemudian dijadikan dasar penyusunan desain penanganan.

Pemetaan kedua dilakukan pada tanggal 18 April hingga 3 Mei, mencakup area yang lebih luas, disertai dengan dilakukan test pit untuk mengkonfirmasi luasan dan kedalaman talus deposit.

Hasil yang didapatkan antara lain adalah sebaran talus deposit dan luas tangkapan air hujan. Kemudian, 12 Mei pukul 04.00 dini hari kondisi cuaca hujan deras disertai angin dan petir, menyebabkan terjadi runtuhan lereng sisi kanan inlet pukul 09.17 Wita.

"Material longsor yang menutupi sebagian area kerja inlet dengan estimasi luas runtuhan sebaran 210 meter persegi, dan estimasi volume sebesar 150 meter kubik" paparnya.

BACA JUGA:Pasar Subuh Sudah Tiada, Pedagang Sesalkan Pembongkaran Tanpa Kompromi

Pihak PUPR berencana melakukan 3 tahapan dalam proses pemulihan lereng inlet. Pertama, Pembersihan material longsor dan penutupan darurat menggunakan terpal.

Kedua, Pembongkaran sistem shotcrete lama yang terkena dampak. Ketiga, Pemasangan ulang shotcrete dua lapis yang dilengkapi jaring-jaring kawat baja (Wiremesh) yang membentuk tulang beton, dan baut batu (Rockbolt) agar lereng kembali stabil dan tidak mudah runtuh.

"Pemasangan safety shotcrete 1 layer (5 cm). Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan wiremesh, dan shotcrete layer ke 2 (±5 cm). Selanjutnya dilakukan pemasangan Rockbolt," kata dia.

Sebagai informasi, Metode Shotcrete digunakan untuk membuat dinding paku tanah sebagai penahan tanah, memperkuat lereng untuk mencegah erosi di area inlet.

Cara kerjanya, material beton cair diaplikasikan dengan disemprotkan kecepatan tinggi melalui mesin. Komponennya utamanya sama saja seperti campuran beton pada umumnya yaitu agregat, semen dan air, dan juga dilengkapi dengan bahan halus, bahan tambahan kimiawi, dan serat penguat.

Shotcrete dapat diterapkan dengan peralatan mekanis atau secara manual, menggunakan penyemprotan campuran basah atau campuran kering. Pilihan metode penyemprotan tergantung pada dimensi proyek jumlah beton yang akan diterapkan.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Terowongan Samarinda Rezky Samudra Aprilyan menambahkan, sementara ini mereka masih melakukan pemantauan dan mensterilkan akses.

BACA JUGA:Pekerja RSHD Samarinda Lapor ke Wamenaker Melalui Platform Tiktok Live, Immanuel Janji Datang ke Kaltim

BACA JUGA:Konvensi Nasional PUKAT di Samarinda Resmi Dibuka

Meski terjadi longsor, Rezky memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Ia menegaskan, kejadian longsor tidak berkaitan langsung dengan struktur utama tunnel. Pekerjaan saat ini memang berfokus pada bagian dalam terowongan, tepatnya pada pengerjaan rigid beton lantai jalan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait