Longsoran Tanah di Area Terowongan Samarinda Dipastikan Tidak Berbahaya, PUPR Lakukan Tiga Tahapan Ini
Kondisi longsor yang terjadi di terowongan Selili Samarinda.-istimewa/PUPR Samarinda.-
“Untungnya longsor terjadi di luar area kerja utama. Dan dari pantauan sensor, struktur utama terowongan sepanjang 400 meter masih dinyatakan aman,” kata rezky.
Demi menjaga keselamatan, area sekitar lokasi longsor saat ini ditutup untuk akses umum. Bahkan, awak media tidak diperkenankan mendekat karena alasan keamanan.
“Kami batasi aksesnya. Tim sedang bekerja, dan kami tidak ingin ada yang terluka atau mengganggu proses investigasi dan penanganan,” terangnya.
Terowongan dengan panjang sekitar 426 meter dan lebar 10 meter ini diketahui mulai dibangun sejak 20 Januari 2023.
Proyek yang hampir berjalan dua tahun ini sebelumnya juga diwarnai sejumlah kendala, mulai dari pembebasan lahan, penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), hingga kini yang sudah mencapai tahap 90 persen namun belum adanya rekomendasi laik fungsi dari KKJT.
Proyek ambisius Pemkot Samarinda ini digadang-gadang menjadi solusi mengurai kemacetan di pusat kota yang tak lepas dari sorotan.
Sejak awal proyek ini menuai pro-kontra, terutama karena tantangan teknis dan kondisi tanah yang rawan pergerakan.
Kejadian longsor baru-baru ini menambah daftar panjang persoalan yang harus dihadapi Pemkot dan kontraktor dalam menyelesaikan proyek tersebut.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

