Hipertensi jadi Masalah Baru Bagi Remaja, Salah Satunya Disebabkan Malas Gerak

Hipertensi jadi Masalah Baru Bagi Remaja, Salah Satunya Disebabkan Malas Gerak

Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah.-freepik-

JAKARTA, NOMORSATUKALTIM – Hipertensi atau darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah berada pada angka 130/80 mmHg atau lebih.

Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, hingga stroke.

Hipertensi tidak hanya menyasar para lansia, orang tua atau orang dewasa, namun juga para remaja.

Dikutip dari Antara, Sabtu (22/2/2025), Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (INASH) menyebut penyakit hipertensi saat ini menjadi permasalahan baru bagi kesehatan para remaja yang tidak menjalani pola hidup sehat.

BACA JUGA: Berikut ini Tips Agar Tetap Bugar Menjelang Puasa Ramadan

BACA JUGA: Ternyata di Dalam Buah Ada Kandungan Alkoholnya, Berikut Daftarnya

Sekretaris Jenderal INASH Dr. BRM. Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K), FIHA mengungkapkan, dalam praktik dokter sehari-hari, hipertensi juga bisa ditemui pada pasien anak-anak, remaja, usia produktif hingga ibu hamil.

Dia menjelaskan, hipertensi menjadi salah satu penyakit yang insidensi, tingkat morbiditas dan tingkat mortalitasnya semakin substansial.

Penyebab hipertensi juga dialami remaja di Indonesia ada beberapa faktor, seperti obesitas, anak kurang aktivitas fisik, terlalu banyak menghabiskan waktu bermain gawai, asupan makanannya tinggi kalori dan garam.

Dikutip dari Era.id, penelitian menyebutkan, bahwa orang yang kurang berolahraga atau kurang aktif bergerak dan yang kurang bugar, memiliki risiko menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi meningkat 20-50 persen dibandingkan mereka yang aktif dan bugar.

BACA JUGA: Nutrisi Tidak Harus dari Makanan Mentah, Penuhi Gizi Berpedoman Isi Piringku

BACA JUGA: Jangan Anggap sebagai Musuh, Begini Dampaknya Jika Tubuh Kekurangan Garam

Sementara beberapa faktor tambahan yang memicu hipertensi seperti mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein, kebiasaan merokok, stres secara mental dan kurang tidur.

"Sampai dewasa mereka akan menjalani hidup dengan pengobatan hipertensi serta memperbesar risiko penyakit kardiovaskular pada masa dewasa jika saat usia muda sudah terkena hipertensi," ujar Ario.

Dalam Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tensimeter sebesar 10,7 persen pada kelompok usia 18-24 tahun dan 17,4 persen pada kelompok usia 25-34 tahun.

Data SKI 2023 juga menyebut bahwa berdasarkan diagnosis dokter, kelompok umur usia 18-24 prevalensi hipertensi sebesar 0,4 persen dan kelompok umur usia 25-34 persen sebesar 1,8 persen.

BACA JUGA: 7 Makanan Tidak Disukai Anak, Tapi Penting untuk Tumbuh Kembang Mereka

BACA JUGA: Waspada Fenomena Child Grooming, Ancaman Tersembunyi Mengintai Anak dan Remaja

Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara angka kejadian berdasarkan tensimeter dengan diagnosis dokter.

Hal ini, kata Ario, memunculkan dugaan bahwa banyak anak muda yang kurang peduli terhadap indikasi dari hipertensi, “Sehingga tidak melanjutkan pengobatan ke dokter meskipun angka tensimeternya tinggi."

Faktor Risiko Hipertensi

Dilansir lama Alodokter, berikut beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi;

-Jarang berolahraga atau jarang melakukan aktivitas fisik;

-Menderita obesitas, sleep apnea, diabetes, atau penyakit ginjal;

BACA JUGA: Berawal dari Telegram, Remaja di Balikpapan Setubuhi Gadis 14 Tahun di Apartemen

BACA JUGA: Remaja 15 Tahun di Anggana Jadi Korban Pencabulan Paman Sendiri

-Sering mengonsumsi makanan tinggi garam dalam jumlah banyak;

-Sedang hamil;

-Memiliki keluarga yang juga menderita tekanan darah tinggi;

-Merokok;

-Sering minum alkohol.

Gejala Hipertensi

Tekanan darah tinggi dikenal dengan istilah the silent killer atau penyakit yang membunuh secara diam-diam.

BACA JUGA: Studi Buktikan Daging Olahan dan Alkohol Mampu Tingkatkan Risiko Kanker

Hal ini karena sering kali hipertensi tidak menimbulkan gejala atau tidak disadari sampai tekanan darah sudah sangat tinggi atau hipertensi sudah menimbulkan komplikasi.

Kondisi ini mana tekanan darah sudah sangat tinggi disebut krisis hipertensi, yaitu ketika tekanan darah sudah mencapai 180/120 mmHg atau lebih.

Gejala yang dapat muncul ketika tekanan darah terlalu tinggi adalah:

- Sakit kepala

- Nyeri dada

- Mual dan muntah

- Gangguan irama jantung

BACA JUGA: Bosan Harga Rokok Naik? Aplikasi Smartwatch Ini Bisa Bantu Mengatasi Kecanduan Tembakau

- Mimisan

- Gangguan penglihatan

- Telinga berdenging

- Kencing berdarah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: