Penelitian: Mengurangi Akses Internet dapat Mengembalikan Otak Lebih Muda 10 Tahun

Penelitian: Mengurangi Akses Internet dapat Mengembalikan Otak Lebih Muda 10 Tahun

Ilustrasi pemakaian internet untuk gadget.-istimewa-

JAKARTA, NOMORSATUKALTIM – Di era digital saat ini, banyak orang yang ketergantungan dengan internet, baik untuk pekerjaan hingga sekedar mencari hiburan. Khususnya penggunaan internet untuk telepon seluler (ponsel) mereka.

Namun, ketergantungan terhadap internet juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik maupun mental. Bahkan berpengaruh terhadap otak.

Saat ini, rata-rata orang dewasa menghabiskan hampir 4,5 jam sehari menatap layar ponsel mereka.

Banyak yang menyadari, bahwa koneksi tanpa henti ke internet dapat mengganggu kehidupan sosial dan emosional mereka.

Beberapa negara bahkan telah menerapkan kebijakan untuk membatasi penggunaan ponsel di sekolah guna meningkatkan fokus belajar dan mengurangi dampak negatif internet terhadap kesehatan mental anak-anak.

BACA JUGA: Akses Dibatasi Berdasarkan Usia, Menkes Sebut Medsos Bisa Ancam Kesehatan Mental

Dilansir Beritasatu, Selasa (1/4/2025), sebuah penelitian di Kanada menemukan, bahwa dengan hanya mematikan akses internet di ponsel selama dua minggu, otak bisa kembali 10 tahun lebih muda.

Sebanyak 400 peserta dilibatkan dalam studi ini, termasuk mahasiswa dan pekerja. Mereka diminta mengunduh aplikasi pemblokir internet di ponsel mereka.

Mereka masih bisa melakukan panggilan dan mengirim pesan teks, tetapi akses ke dunia maya dihentikan sementara.

Hasilnya mengejutkan!  Kemampuan fokus mereka yang dilibatkan dalam studi tersebut meningkat signifikan, setara dengan kondisi otak seseorang 10 tahun lebih muda.

BACA JUGA: Studi: Paparan Layar Gadget Punya Andil terhadap Pubertas Dini

Setelah dua minggu tanpa internet, peserta mengalami peningkatan besar dalam perhatian berkelanjutan.

“Kemampuan untuk tetap fokus pada satu tugas tanpa terganggu,” tulis Dailymail, Senin (31/3/2025).

Sebanyak 90 persen peserta juga melaporkan peningkatan kesehatan mental, bahkan lebih besar daripada efek konsumsi antidepresan dalam periode yang sama.

Selain itu, mereka merasa lebih bahagia dan lebih puas dengan hidup mereka.

BACA JUGA: Ikuti Langkah Australia, Pemerintah Kaji Rencana Batasi Anak Main Medsos

Masih dalam laporan itu, disebutkan bahwa perubahan ini kemungkinan besar terjadi karena peserta mulai menghabiskan lebih banyak waktu untuk aktivitas lain yang lebih bermanfaat, seperti berolahraga, berinteraksi langsung dengan orang lain, dan menikmati alam.

Sehingga, dapat disimpulkan, bahwa mengurangi ketergantungan pada internet dapat membantu otak beristirahat dan berfungsi lebih optimal.

Selama penelitian, peserta yang memblokir internet mengalami penurunan waktu layar hampir 50 persen.

Dalam satu kelompok, waktu layar turun dari 5 jam 14 menit per hari menjadi hanya 2 jam 41 menit.

BACA JUGA: NU Usul Indonesia Larang Anak Gunakan Medsos, Tiru Langkah Australia

Namun, setelah mereka kembali bisa mengakses internet, waktu layar naik lagi, meski tetap lebih rendah dibandingkan sebelum eksperimen dimulai.

Penelitian ini menunjukkan bahwa otak bisa kembali 10 tahun lebih muda hanya dengan mengurangi paparan internet dan layar digital.

“Ini menjadi bukti bahwa koneksi terus-menerus dengan dunia maya memiliki dampak besar pada kesehatan mental dan kognitif kita,” tulis Dailymail lagi.

Para peneliti percaya bahwa langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah mencari cara lain untuk membatasi penggunaan internet tanpa memblokirnya sepenuhnya.

BACA JUGA: Studi, 1 dari 3 Gen Z di Singapura Menderita Depressi karena Medsos

Misalnya, hanya membatasi akses ke media sosial atau aplikasi tertentu yang paling mengganggu.

Terlepas dari metode yang digunakan, penelitian ini membuktikan bahwa mengurangi internet dapat memberikan manfaat besar bagi otak.

Jika Anda ingin merasakan sendiri efeknya, cobalah tantangan ini selama dua minggu, siapa tahu, otak bisa kembali 10 tahun lebih muda hanya dengan sedikit perubahan dalam kebiasaan digital Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: