Studi Buktikan Daging Olahan dan Alkohol Mampu Tingkatkan Risiko Kanker

Studi Buktikan Daging Olahan dan Alkohol Mampu Tingkatkan Risiko Kanker

Daging olahan dan alkohol terbukti tingkatkan risiko kanker-istimewa-

NOMORSATUKALTIM - Banyak mitos dan kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat terkait makanan yang diklaim dapat meningkatkan risiko kanker.

Meskipun informasi semacam ini sering kali menyebar luas, sebuah studi terbaru dari lembaga penelitian kesehatan terkemuka di Amerika Serikat memberikan penjelasan yang lebih terarah.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa hanya dua jenis makanan yang secara ilmiah terbukti memiliki hubungan langsung dengan peningkatan risiko kanker, yaitu daging olahan dan alkohol.

Penelitian ini dilakukan oleh tim ahli dari National Cancer Institute, yang telah menganalisis data dari ratusan studi epidemiologi di seluruh dunia.

BACA JUGA : Psikolog Ungkap Cara Menyusun Resolusi Tahun Baru yang Bebas Stres

Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi daging olahan seperti sosis, bacon, dan ham serta minuman beralkohol memiliki korelasi signifikan dengan risiko berbagai jenis kanker.

Temuan ini menjadi langkah penting dalam memperjelas pemahaman tentang faktor risiko kanker yang sebenarnya.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), daging olahan telah diklasifikasikan sebagai karsinogen kelompok 1.

Klasifikasi ini menunjukkan adanya bukti kuat bahwa konsumsi daging olahan dapat memicu kanker, terutama kanker kolorektal.

BACA JUGA : Hindari Pungli di Tempat Wisata dengan 7 Langkah Mudah Ini

Faktor utama yang diduga berkontribusi terhadap risiko tersebut adalah metode pengolahan daging, seperti pengasapan, penggaraman, atau penggunaan bahan pengawet tertentu.

Sebuah artikel di The Express menyebutkan bahwa proses pengolahan ini menghasilkan senyawa kimia tertentu yang bersifat karsinogenik.

Dr. Rebecca Siegel, salah satu peneliti utama, menjelaskan bahwa mengonsumsi daging olahan secara rutin, terutama dalam jumlah besar, dapat meningkatkan risiko kanker secara signifikan.

"Namun, masyarakat tidak perlu sepenuhnya menghindari daging olahan. Sebaiknya konsumsi daging jenis ini dibatasi dan diimbangi dengan pola makan yang sehat dan beragam," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: