Disdik Kutai Barat Kunjungi SLBN: Jumlah Peserta Didik Bertambah, Tenaga Pengajar Terbatas
Para siswa SLBN Kutai Barat antusias mengikuti kegiatan kunjungan Dinas Pendidikan dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional.-IST/Diskominfo Kubar-
KUBAR, NOMORSATUKALTIM – Peringatan Hari Anak Nasional di Kabupaten Kutai Barat menjadi momentum penting untuk menyuarakan perhatian yang lebih besar terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.
Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat mengunjungi Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kutai Barat, Sendawar, sebagai bentuk dukungan terhadap pendidikan inklusif dan menjangkau peserta didik dengan kebutuhan khusus secara lebih manusiawi, Kamis 24 Juli 2025.
Kepala Dinas Pendidikan Kutai Barat, Bandarsyah menegaskan, bahwa anak-anak adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan perhatian lintas sektor secara berkelanjutan.
“Anak-anak adalah tanggung jawab, harapan, dan masa depan kita. Karena itu, kegiatan seperti ini tidak boleh berhenti pada momen peringatan Hari Anak Nasional saja. Ini harus terus dilanjutkan sebagai bentuk perhatian nyata pemerintah kepada semua anak, terutama mereka yang memiliki kebutuhan khusus,” ujar Bandarsyah.
BACA JUGA: SLB di Berau Tak Mampu Tampung Siswa Baru, Fasilitas Terbatas hingga Tak Bisa Rekrut Tenaga Pendidik
BACA JUGA: Biaya Pendidikan SD Hingga Rp36 Juta, Begini Penjelasan Disdikbud Kubar
Ia menyampaikan, pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus membutuhkan dedikasi lebih besar dari semua pihak. Mulai dari pemerintah daerah, satuan pendidikan, hingga masyarakat luas.
Menurutnya, kehadiran langsung jajaran Disdik serta organisasi masyarakat seperti TP PKK dalam kunjungan ini menjadi sinyal penting bahwa negara tidak abai terhadap anak-anak yang paling rentan.
SLBN Kutai Barat saat ini melayani 124 peserta didik pada Tahun Ajaran 2025/2026. Mereka terdiri atas 58 siswa tingkat Sekolah Dasar (SDLB), 49 siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMPLB), dan 17 siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMALB).
Tenaga pengajar berjumlah 24 orang, yang bertugas membimbing peserta didik dengan berbagai latar belakang kebutuhan khusus, mulai dari tuna grahita, tuna rungu, hingga tuna daksa dan autistik.
BACA JUGA: Anggaran Besar Kualitas Pendidikan Tertinggal, Ketua DPRD Kubar Kritik Keras Kinerja Disdikbud
BACA JUGA: Kekurangan Tenaga Pendidik, Masih Menjadi Permasalahan Sejumlah Kampung di Berau
Namun Bandarsyah mengakui bahwa tantangan masih cukup besar. Salah satunya menyangkut jumlah pendidik yang masih belum memadai.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

