Disdik Berau Butuh Tambahan 207 Guru Khusus Tangani ABK
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Berau, Mardiatul Idalisah.-Azwini/Disway Kaltim-
BERAU, NOMORSATUKALTIM – Sekolah Luar Biasa (SLB) di Berau kelebihan kapasitas murid. Ini menjadi sinyal krisis layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Satu-satunya SLB yang berlokasi di Jalan Durian 2, Tanjung Redeb, kini telah mencapai daya tampung maksimal.
Memasuki tahun ajaran 2025/2026, sekolah tersebut terpaksa menutup penerimaan siswa baru.
Merespons kondisi itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Berau, Mardiatul Idalisah, menyatakan bahwa solusi jangka pendek yang bisa dilakukan saat ini adalah memperkuat layanan inklusi di sekolah reguler.
BACA JUGA:Tambang Dekat Gedung RSUD Tanjung Redeb Disorot, Bupati Berau: Tak Bisa Dilarang, Tapi Tetap Diawasi
BACA JUGA:DPPKB3A Berau Dukung Wacana Penerapan Jam Malam Khusus untuk Anak-anak dan Remaja
Namun, kebijakan tersebut tidak bisa diberlakukan merata karena tetap mengacu pada hasil asesmen psikologis setiap anak.
“Kita hanya bisa arahkan ke sekolah reguler kalau hasil psikologinya di bawah 80 persen. Di atas itu idealnya masuk SLB."
"Tapi sekarang, SLB kita sudah tidak bisa lagi menampung,” ujar Kepala Disdik Berau, Mardiatul Idalisah belum lama ini.
BACA JUGA:Keberadaan TPA Mengancam Operasional RSUD Baru, Bupati dan Dinkes Kaltim Sepakat Merelokasi
Dia menyebut, persoalan ini akan segera dibahas bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, selaku pihak yang memiliki kewenangan penuh atas pengelolaan SLB.
Sementara itu, Mardiatul menjelaskan, upaya menjadikan sekolah reguler sebagai alternatif pendidikan bagi ABK sudah berjalan.
Jika sebelumnya hanya 10 sekolah ditetapkan sebagai inklusif, kini seluruh sekolah negeri diarahkan untuk melayani siswa berkebutuhan khusus.
“Kalau dulu kita hanya menetapkan 10 sekolah inklusi, tapi sekarang seluruh sekolah ditetapkan sebagai sekolah inklusi dan diarahkan untuk mendidik siswa ABK,” Jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
