Penasaran Apa Tantangan Terbesar jadi Seorang Humas? Praktisi Beri Penjelasan

BACA JUGA : Bukan 'Ilmu Hitam', Psikiater Bongkar Trik Agus Disabilitas Perdaya Korban Pelecehan Seksual

Membahas media, Aldo menjelaskan bahwa PR harus memahami keberagaman saluran komunikasi yang tersedia.

Era digital menuntut PR untuk memanfaatkan media internal dan online secara optimal, selain media massa tradisional seperti koran, radio, atau televisi.

“PR harus bisa mengelola komunikasi dan informasi perusahaan secara tepat. Jangan sampai informasi yang disampaikan malah bias atau tidak sesuai dengan sasaran,” tegasnya.

Kejujuran dalam menyampaikan pesan menjadi poin penting yang diangkat Aldo. Baginya, transparansi adalah kunci untuk membangun kredibilitas dan kepercayaan publik.

“Lebih baik jujur, karena kejujuran menentukan bagaimana publik memandang perusahaan kita. Pesan yang murni akan menciptakan relasi positif,” tambahnya.

BACA JUGA : Studi: Paparan Layar Gadget Punya Andil terhadap Pubertas Dini

Aldo juga membahas tantangan besar yang dihadapi PR, salah satunya adalah perubahan budaya yang cepat.

Degradasi nilai sosial atau akulturasi budaya di lingkungan perusahaan menjadi tantangan tersendiri.

“PR harus mampu memahami nilai-nilai sosial yang ada di lingkungan tempatnya bekerja. Hindari mental yang kaku. Adaptasi terhadap perubahan budaya itu penting, karena di situlah peluang PR untuk berkembang,” ujarnya.

Selain itu, PR juga memiliki tugas untuk membangun kepercayaan masyarakat.

Menurut Aldo, hal ini tidak bisa dilakukan dengan pendekatan manipulatif atau sekadar mengejar kepentingan perusahaan.

“PR harus jujur dan bertanggung jawab. Kita menjalin relasi dengan tulus dan menyampaikan informasi yang benar. Itu cara kita menjaga kepercayaan,” jelasnya.

Sebagai penutup, Aldo menegaskan bahwa masa depan PR adalah tentang keberanian untuk terus berkembang dan berinovasi.

BACA JUGA : PSSI Kontrak Wasit Jepang 3 Tahun untuk Perbaiki Kualitas Liga Indonesia

Sumber: