Akademisi Sebut DPR Gagal Respon Aspirasi Rakyat
Ilustrasi mahasiswa menyampaikan aspirasi dengan menggelar aksi di depan kantor DPRD Kaltim beberapa waktu lalu.-Mayang-Disway Kaltim
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Pengamat kebijakan publik sekaligus Dosen Fisip Universitas Mulawarman (Unmul), Saiful Bachtiar, menilai aksi demonstrasi yang marak dalam beberapa hari terakhir merupakan akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap DPR.
Ia menyebut lembaga perwakilan rakyat itu gagal menunjukkan sensitivitas terhadap kondisi sulit yang tengah dihadapi masyarakat.
"Saya juga pelaku sejarah 98, dulu sering turun ke jalan. Apa yang disampaikan mahasiswa, ojol, maupun kelompok masyarakat lainnya hari ini adalah sesuatu yang wajar. Itu representasi dari realita rakyat yang semakin sulit secara ekonomi," ungkap Saiful, Jumat (29/8/2025).
Menurutnya, DPR mesti menjadi pihak pertama yang merespons persoalan kenaikan pajak, meningkatnya pengangguran, serta kebijakan pemerintah yang membebani masyarakat.
BACA JUGA : Pengamat Hukum Soroti Kekerasan Aparat di Jakarta, Polresta Samarinda Pastikan Pengamanan Demo Tetap Humanis
Namun yang terjadi justru sebaliknya, DPR dinilai lebih berpihak pada pemerintah dibanding rakyat yang diwakilinya.
"DPR itu digaji rakyat. Harusnya mereka mempertontonkan sense of crisis. Tapi yang muncul justru sebaliknya, rakyat merasa diabaikan," tegas Saiful.
Saiful juga menyoroti insiden tewasnya salah seorang pengemudi ojek online saat aksi demonstrasi di Jakarta.
Ia menilai tindakan aparat yang menabrakkan kendaraan taktis hingga menewaskan warga sipil adalah peristiwa yang tidak bisa dibenarkan.
"Ini kan tidak ada kondisi darurat yang mengharuskan menabrak orang. Kendaraan Brimob itu sudah dirancang aman, bahkan peluru pun bisa ditahan. Jadi tidak ada alasan sampai mengorbankan nyawa," ujarnya.
BACA JUGA : Makna Kode 1312 dalam Aksi Demo, Sejarah dan Kontroversi yang Mengiringinya
Saiful menekankan, aparat seharusnya bisa menahan diri dan tetap mengedepankan sisi kemanusiaan.
"Kita saja kalau berkendara menghindari kucing atau ayam di jalan. Ini manusia loh, kok malah ditabrak. Itu konyol dan tidak manusiawi," tambahnya.
Ia menegaskan, aparat yang terbukti bersalah harus dihukum seberat-beratnya. Bukan hanya pelaku langsung, tapi juga atasannya harus diberikan sanksi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
