Pemerintah Kembangkan Pengobatan TBC Menjadi Lebih Singkat
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin-(istimewa)-
JAKARTA, NOMORSATUKALTIM - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa Pemerintah saat ini sedang mengembangkan metode pengobatan tuberkulosis (TBC) yang lebih singkat dan efektif.
Ia juga menilai bahwa strategi pengobatan TBC, meskipun membutuhkan waktu yang lama, memiliki keunggulan dibandingkan penanganan Covid-19.
"Pengobatan TBC itu lebih bagus dari Covid-19, hanya saja membutuhkan waktu antara 6 hingga 22 bulan. Selama periode itu, pasien harus mengonsumsi 5-6 tablet setiap hari," ungkap Budi.
Ia menambahkan bahwa durasi pengobatan yang panjang sering kali membuat pasien tidak dapat menyelesaikannya, yang pada akhirnya memicu resistensi terhadap obat.
"Berat banget kan, jadi nggak pernah selesai," lanjutnya.
BACA JUGA : Seleksi Petugas Haji Dibuka hingga 6 Desember 2024, Berikut ini Link Pendaftaran dan Syarat-syaratnya
Jika pengobatan dihentikan di tengah jalan, resistensi terhadap obat dapat menjadi kendala besar bagi efektivitas pengobatan di masa depan.
Namun, Budi mengungkapkan kabar baik mengenai pengembangan regimen obat baru untuk TBC
Pada tahun lalu, pengobatan TBC sudah mulai diperkenalkan dengan durasi yang lebih pendek, yakni hanya 6 bulan. Saat ini, penelitian klinis tengah dilakukan untuk menurunkan durasi pengobatan tersebut menjadi 4 bulan, bahkan 2 bulan.
"Kita ada regimen obat-obatan baru diperkenalkan tahun lalu, dari 30 turun ke 6 bulan. Yang 6 bulan sekarang kita sudah clinical research untuk turun ke 4 bulan atau kalau bisa turun ke 2 bulan," jelasnya.
BACA JUGA : Seleksi Petugas Haji Dibuka hingga 6 Desember 2024, Berikut ini Link Pendaftaran dan Syarat-syaratnya
Lebih lanjut, ia juga menyebutkan adanya pengembangan obat berbasis injeksi yang cukup diberikan satu kali (one-shot).
"Sekarang kita juga clinical trial untuk one-shot injeksi, sama seperti vaksin," tambahnya.
Sementara itu, pengembangan vaksin TBC juga menjadi fokus utama pemerintah.
Vaksin TBC saat ini telah memasuki tahap uji klinis untuk dapat segera digunakan di Indonesia. Budi menekankan bahwa vaksin merupakan salah satu cara paling efektif dan cepat dalam menangani penyakit menular, termasuk TBC.
"Kita akui semua penyakit menular penanganan yang paling cepat, paling efektif karena ada vaksin. Covid-19 itu berhenti gara-gara ada vaksin. Jadi bukan saya merendahkan inisiatif lainnya, tetapi vaksin memainkan peran signifikan untuk mengurangi penyebaran penyakit menular," paparnya.
BACA JUGA : Program Makan Gratis Dianggarkan Rp10.000 per Porsi, Istana Sebut Sudah Dikaji Setahun
Ia juga menegaskan bahwa vaksin TBC akan digencarkan untuk mencegah penularan penyakit ini secara lebih luas.
Pemerintah menargetkan vaksin TBC dapat tersedia pada tahun 2029, sejalan dengan target eliminasi TBC dari WHO pada tahun 2030.
Selain pengembangan obat dan vaksin, pemerintah juga melakukan langkah-langkah intensif untuk mengeliminasi TBC.
Program ini bahkan menjadi salah satu prioritas utama dalam Quick Wins Presiden Prabowo Subianto. Salah satu target yang dicanangkan adalah mendeteksi sebanyak 1 juta kasus baru TBC melalui program skrining yang masif.
BACA JUGA : Pemprov Target Beasiswa Kaltim Tuntas Tersalurkan pada 10 Desember 2024
"Jadi, kita masifkan skrining dengan menyebarkan alat-alat X-ray, diagnostik molekuler seperti PCR, serta memanfaatkan kader-kader untuk mendeteksi orang-orang yang terkena TBC," ujar Budi.
Upaya ini diharapkan dapat membantu mempercepat identifikasi dan penanganan kasus TBC, sehingga Indonesia dapat mencapai target eliminasi penyakit tersebut sesuai jadwal.
Dengan kombinasi pengobatan yang lebih singkat, pengembangan vaksin, dan upaya deteksi dini yang masif, pemerintah optimis TBC dapat segera ditangani secara menyeluruh di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: