Gerakan Boikot Coca Cola dan Pepsi, Negara Timur Tengah Produksi Minuman Soda Sendiri

Gerakan Boikot Coca Cola dan Pepsi, Negara Timur Tengah Produksi Minuman Soda Sendiri

Seorang pemilik supermarket Mesir menunjukkan botol-botol merek minuman lokal Mesir, Spiro Spathis dan Diva Masr, di tokonya, di Kairo, 1 September 2024. -REUTERS-

Banyak konsumen yang menjauhi Coca-Cola dan PepsiCo, karena dukungan AS untuk Israel selama beberapa decade. Termasuk dalam perang yang sedang berlangsung saat ini dengan Hamas.

“Beberapa konsumen memutuskan untuk membuat pilihan yang berbeda dalam pembelian mereka karena persepsi politik,” kata CEO PepsiCo, Ramon Laguarta, kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada 11 Juli, menambahkan bahwa boikot ‘berdampak pada wilayah-wilayah tertentu’ seperti Libanon, Pakistan, dan Mesir.

BACA JUGA:BDS Serukan Boikot Produk-Produk Buatan Perusahaan Israel

BACA JUGA:Rakyat Israel Marah karena Gencatan Senjata Gagal Terus, Eh Netanyahu Malah Bilang Begini

“Kami akan mengatasinya seiring berjalannya waktu. Hal ini tidak berarti bagi pendapatan dan laba kami pada saat ini.”

Total pendapatan PepsiCo dari divisi Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan mencapai $6 miliar pada tahun 2023. Pada tahun yang sama, pendapatan Coca-Cola dari wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika mencapai $8 miliar, menurut data perusahaan.

Dalam enam bulan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang memicu invasi ke Gaza, volume minuman PepsiCo di divisi Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan nyaris tidak mengalami pertumbuhan. Setelah mencatatkan pertumbuhan 8 persen dan 15 persen pada kuartal yang sama di tahun 2022-2023.

Volume Coke yang terjual di Mesir turun dua digit dalam enam bulan yang berakhir pada 28 Juni, menurut data dari Coca-Cola HBC (CCH.L).

PepsiCo bahkan dalam keternagan resmi mereka dikutip reuters mengatakan,“Perusahaan maupun merek-merek kami tidak berafiliasi dengan pemerintah atau militer mana pun dalam konflik tersebut.” Coca-Cola juga sama.

Pihak perusahaan mengatakan bahwa mereka tidak mendanai operasi militer di Israel atau negara manapun.

BACA JUGA:Mahkamah Internasional: Pendudukan Israel di Wilayah Palestina Melanggar Hukum

BACA JUGA:5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel, PBNU: Bukan Atas Nama Organisasi

Pengusaha Palestina-Amerika, Zahi Khouri, mendirikan Coca-Cola National Beverage Company yang berbasis di Ramallah, yang menjual Coke di Tepi Barat. Pabrik senilai $ 25 juta milik perusahaan di Gaza, yang dibuka pada tahun 2016, telah hancur dalam perang.

Para karyawan beruntung tidak ada yang terluka. Khouri mengatakan bahwa boikot adalah masalah pilihan pribadi, tetapi tidak benar-benar membantu warga Palestina. Di Tepi Barat sendiri, katanya, mereka memiliki dampak penjualan yang terbatas.

“Hanya dengan mengakhiri pendudukan yang akan membantu situasi,” kata Khouri, yang mendukung pembentukan negara Palestina berdampingan dengan Israel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: