BMKG Peringatkan Hujan Lebat hingga Akhir April! Warga Kaltim Diminta Waspada Banjir dan Longsor

BMKG Peringatkan Hujan Lebat hingga Akhir April! Warga Kaltim Diminta Waspada Banjir dan Longsor

Peta prakiraan sifat hujan dasarian II April 2205 untuk wilayah Kalimantan Timur.-(Ilustrasi/ BMKG Stasiun SAMS Balikpapan)-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Warga Kalimantan Timur (Kaltim) diminta meningkatkan kewaspadaan karena hujan berintensitas sedang hingga lebat masih berpotensi mengguyur sejumlah wilayah hingga akhir April.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kondisi ini merupakan bagian dari puncak kedua musim hujan ekuatorial yang terjadi 2 kali dalam setahun di wilayah Kaltim.

Kepala BMKG Stasiun SAMS Sepinggan Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, menjelaskan bahwa saat ini curah hujan masih cukup tinggi dan meluas.

Khususnya di wilayah seperti Kutai Barat (Kubar), Mahakam Ulu (Mahulu), dan sebagian Kutai Kartanegara (Kukar).

BACA JUGA: Akses Darat ke Kubar Putus Gara-Gara Hujan, Pemkab Mahulu Buat Jalur Alternatif

BACA JUGA: Hujan Deras, Sejumlah Desa di Kutim Tergenang Banjir

BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini untuk periode 14-15 April 2025. 

Potensi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang diperkirakan terjadi di Samarinda, Balikpapan, Bontang, Penajam Paser Utara, Kutai Timur, dan Berau.

"Jika hujan berlangsung beberapa hari berturut-turut, risiko banjir dan longsor meningkat, terutama di wilayah dengan kemiringan curam atau sistem drainase yang buruk," kata Kukuh melalui pesan singkat, diterima Senin (14/4/2025).

Ia juga mengimbau warga memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, seperti tanah retak, pohon miring, atau sungai meluap, sebagai tanda potensi bahaya.

BACA JUGA: Kapal Penyeberangan Hanyut Saat Banjir, Anak-anak Muara Lesan Kesulitan Pergi Sekolah

BACA JUGA: 3 Hari Hujan Deras, 7 Desa di Tabang Dilanda Banjir

BMKG mencatat intensitas curah hujan di beberapa wilayah bisa mencapai 150 hingga 300 milimeter sepanjang April. 

Angka tersebut dinilai cukup tinggi untuk memicu bencana hidrometeorologi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: