Ketegangan di Laut Merah Ternyata Ancam Stabilitas Pasar Minyak Mentah
Pejuang Houthi Yaman mengambil alih kapal Galaxy Leader di Laut Merah, pada 20 November 2023.-Getty Images-
Namun sulit untuk mengukur dampak pengiriman Laut Merah secara terpisah, kata seorang pedagang minyak mentah kepada Reuters. "Ini adalah pasar yang kuat di mana-mana, tetapi orang-orang sangat gugup."
Perkembangan-perkembangan lain juga telah memperketat pasar minyak mentah Eropa termasuk penurunan suplai Libya karena protes, gangguan pertama selama berbulan-bulan, dan ekspor Nigeria yang lebih rendah.
Minyak mentah Angola, yang juga menuju ke Eropa tanpa harus melewati Terusan Suez, mengalami permintaan yang lebih tinggi dari RRT dan India karena masalah seputar minyak mentah Iran dan Rusia, sehingga mengurangi pasokan yang bisa masuk ke Eropa.
Perdagangan minyak China dengan Iran terhenti karena Teheran menahan pengiriman dan menuntut harga yang lebih tinggi, sementara impor minyak mentah Rusia oleh India telah jatuh karena masalah mata uang, meskipun India mengaitkan penurunan tersebut dengan harga yang tidak menarik.
Sementara itu, Rusia melompati Arab Saudi untuk menjadi pemasok minyak mentah utama China pada tahun 2023, data menunjukkan pada hari Sabtu, karena importir minyak mentah terbesar di dunia ini menentang sanksi Barat atas invasi Rusia pada tahun 2022 ke Ukraina untuk membeli minyak diskon dalam jumlah besar untuk pabrik-pabrik pengolahannya.
Rusia mengirimkan rekor 107,02 juta metrik ton minyak mentah ke China tahun lalu, setara dengan 2,14 juta barel per hari, data bea cukai China menunjukkan, jauh lebih banyak daripada eksportir minyak utama lainnya seperti Arab Saudi dan Irak.
Impor dari Arab Saudi, yang sebelumnya merupakan pemasok terbesar Cina, turun 1,8% menjadi 85,96 juta ton, karena raksasa minyak Timur Tengah ini kehilangan pangsa pasar untuk minyak mentah Rusia yang lebih murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: