Mahyunadi Wacanakan Pendataan Siswa Gemulai, untuk Pembinaan Karakter
Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi menilai, siswa laki-laki semestinya gagah, bukan gemulai.-(Disway Kaltim/ Sakiya)-
“Data seperti itu pasti sensitif. Kalau tersebar bisa menimbulkan rasa malu bagi siswa yang terdata. Jadi boleh saja didata, tapi tidak perlu dipublikasikan,” ujar Marsyah.
Marsyah menilai, langkah pemerintah akan lebih efektif jika diikuti dengan pendekatan edukatif melalui pelatihan atau pembinaan positif.
BACA JUGA: Budaya Dayak Wehea Siap Tampil di Panggung Nasional, Diperjuangkan Masuk KEN 2026
BACA JUGA: Anggaran Naik Jadi Rp25 Miliar, Pemkab Kebut Penyaluran Beasiswa Kutim Tuntas
“Kalau sudah didata, mungkin bisa dikasih pelatihan biar mereka bisa berubah. Pendekatan yang solutif dan mendidik lebih penting daripada pelabelan,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa fenomena perilaku gemulai tidak hanya terjadi di kalangan pelajar, melainkan juga di masyarakat umum. Oleh karena itu, program pembinaan sebaiknya bersifat menyeluruh dan tidak diskriminatif.
“Enggak cuma siswa, banyak juga orang dewasa yang seperti itu. Jadi pembinaan harus luas, bukan hanya di sekolah,” katanya.
Sebagai Duta Pemuda, Marsyah menyatakan siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembinaan karakter yang berpihak pada pengembangan generasi muda Kutim.
BACA JUGA: Pemkab Kutai Timur Layangkan Surat Resmi ke Bontang Terkait Pelayanan Kependudukan di Sidrap
BACA JUGA: 2.000 Warga di Kutai Timur Masih Ber-KTP Bontang, Disdukcapil akan Lakukan Penertiban
“Kami siap mendukung pemerintah. Tujuan kami sama, ingin melihat pemuda Kutai Timur berkembang lebih baik,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
