Dana Desa Menguap di Long Iram Seberang? Dugaan Pelatihan Fiktif hingga Pemborosan Material
Sejumlah proyek bersumber keuangan negara di Kampung Long Iram Seberang diduga bermasalah.-(Foto/ Istimewa)-
KUBAR, NOMORSATUKALTIM – Dugaan penyimpangan penggunaan Dana Desa (DD), Alokasi Dana Kampung (ADK) dan Bantuan Provinsi (Banprov) menggantung pekat di udara Long Iram Seberang. Salah satu kampung tua di jantung Kabupaten Kutai Barat.
Sejumlah proyek pembangunan fisik yang dibiayai dari APBDes tahun anggaran 2022 hingga 2024 terpantau tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Indikasi paling mencolok yakni pembangunan mangkrak, laporan kegiatan nihil, hingga penggunaan material yang tidak jelas keberadaannya.
Sejak awal 2025, tim monitoring dari kecamatan dan Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) telah turun tangan mengevaluasi pelaksanaan proyek di kampung ini.
Hasilnya memperkuat dugaan adanya penyimpangan yang bukan hanya administratif, tetapi berpotensi merugikan keuangan negara hingga ratusan juta rupiah.
"Kalau ini dibiarkan terus, jangan salahkan kalau masyarakat makin apatis. Karena yang dibangun bukan untuk warga, tapi untuk laporan di atas kertas," kata AS, warga Long Iram Seberang, kepada NOMORSATUKALTIM, Kamis, 10 Juli 2025.
BACA JUGA: Ketua DPRD Sebut Ada 5 Proyek Raksasa APBD Kubar Jadi Temuan BPK, Desak Pemkab Serius Tindak Lanjuti
Pelatihan Menjahit: Dana Cair, Kegiatan Fiktif?
Salah satu proyek yang dipertanyakan adalah pelatihan menjahit yang dianggarkan tahun 2022 sebesar Rp32 juta.
Menurut laporan, kegiatan ini telah sepenuhnya dicairkan.
Namun hingga April 2025, tidak ada satu pun bukti pelaksanaan kegiatan.
Tidak ada foto dokumentasi, daftar hadir peserta, laporan hasil pelatihan, atau bukti penggunaan dana.
"Warga yang jadi sasaran program ini pun bingung. Kami tidak pernah dengar apalagi lihat ada pelatihan menjahit. Tapi di laporan sudah selesai," ujar AS.
Hilangnya jejak kegiatan pelatihan ini menjadi penanda awal betapa lemahnya pengawasan internal kampung terhadap realisasi program.
BACA JUGA: Mandau Menuju UNESCO, Saresehan Budaya Jadi Titik Tolak Kolaborasi Lintas Sektor
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
