Sejarah Panjang Iran: Dari Kemegahan Persia menjadi Negara Modern yang Berani Melawan Israel
Sejarah Iran yang dulunya bernama Persia.--
Selama masa kekhalifahan dan setelahnya, Iran menjadi pusat ilmu pengetahuan, sastra, dan filsafat Islam. Tokoh-tokoh besar seperti Avicenna (Ibnu Sina) dan Omar Khayyam berasal dari kawasan ini.
Munculnya Dinasti-Dinasti Lokal
Setelah masa kekuasaan Arab meredup, berbagai dinasti lokal muncul di Iran, termasuk Dinasti Safawi (1501–1736) yang penting karena menjadikan Syiah Imamiyah sebagai mazhab resmi negara, membedakan Iran dari mayoritas Sunni di dunia Islam.
Setelah Safawi, muncul Dinasti Afshariyah dan kemudian Dinasti Qajar. Iran pada masa Qajar mengalami kemunduran dan tekanan dari kekuatan Eropa, terutama Rusia dan Inggris. Campur tangan asing ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat.
Menuju Negara Modern dan Perubahan Nama
Pada awal abad ke-20, muncul gerakan konstitusional dan nasionalisme Iran. Tahun 1925, Reza Shah Pahlavi mengambil alih kekuasaan dan memulai modernisasi besar-besaran, termasuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan pengurangan pengaruh ulama.
Pada masa inilah, pada tahun 1935, Reza Shah secara resmi meminta negara-negara asing untuk menyebut Persia dengan nama yang digunakan di dalam negeri: Iran.
BACA JUGA:Setelah Diserang, RS Indonesia di Gaza Utara Dikosongkan Paksa oleh Israel
Nama “Iran” berasal dari “Aryānām”, yang berarti “Tanah Bangsa Arya” dalam bahasa Avesta kuno.
Nama ini mencerminkan identitas nasional dan etnis yang lebih luas di luar warisan kekaisaran Persia.
Putranya, Mohammad Reza Pahlavi, melanjutkan modernisasi tetapi juga menghadapi kritik karena korupsi, otoritarianisme, dan kedekatan dengan Barat, terutama Amerika Serikat.
Revolusi Islam dan Republik Iran
Ketegangan sosial dan politik akhirnya memuncak pada Revolusi Islam 1979, yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini. Revolusi ini menggulingkan monarki dan mengubah Iran menjadi Republik Islam berdasarkan prinsip Syiah dan hukum Islam (Syariah).
Sejak itu, Iran menjadi salah satu negara paling berpengaruh di Timur Tengah dengan sistem pemerintahan teokratis yang unik, dipimpin oleh seorang Pemimpin Tertinggi (Rahbar).
Asal Mula Konflik Iran- Israel: Dari Revolusi ke Rivalitas Regional
Konflik antara Iran dan Israel bukanlah perseteruan yang berasal dari masa kuno, melainkan lahir dari perubahan geopolitik modern, terutama setelah Revolusi Islam Iran tahun 1979.
BACA JUGA:Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Air India Menjadi 247 Orang
Sebelum revolusi, hubungan Iran dan Israel cukup hangat. Iran di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi adalah sekutu dekat Amerika Serikat dan secara diam-diam menjalin kerja sama ekonomi dan militer dengan Israel, terutama dalam bidang minyak dan intelijen.
Namun, semua berubah ketika rezim Shah digulingkan dan digantikan oleh Republik Islam Iran yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini. Pemerintahan baru ini secara ideologis menolak keberadaan Israel, menyebutnya sebagai “rezim Zionis” yang dianggap menjajah Palestina.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

