Bankaltimtara

Israel Dibanjiri Klaim Ganti Rugi Pascaperang Iran, Ribuan Warga Ajukan Kompensasi

Israel Dibanjiri Klaim Ganti Rugi Pascaperang Iran, Ribuan Warga Ajukan Kompensasi

Umat ​​Yahudi Ortodoks melihat lokasi yang rusak setelah serangan rudal dari Iran, di Bnei Brak, Israel, Senin, 16 Juni 2025.-(Foto/Reuters)-

TEL AVIV, NOMORSATUKALTIM - Pascaperang 12 hari yang memanas antara Israel dan Iran, Pemerintah Israel dibanjiri gelombang klaim kompensasi dari warga yang terdampak langsung serangan rudal Iran. 

Berdasarkan laporan media setempat Yediot Ahronot, sejak 13 Juni 2025 hingga kini, sebanyak 38.700 permohonan ganti rugi telah masuk ke Tazminat Fonu Merkezi, lembaga resmi penyalur kompensasi negara.

Dari total pengajuan tersebut, sekitar 30.809 klaim diajukan atas kerusakan bangunan, 3.713 atas kendaraan, dan 4.085 lainnya menyangkut kerusakan perlengkapan atau peralatan rumah tangga. 

Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah. 

BACA JUGA: Iran-Israel Sepakat Gencatan Senjata, Tepat Setelah Tel Aviv Dibom

"Sampai saat ini, ribuan bangunan yang terdampak belum diajukan permohonan ganti ruginya," tulis laporan tersebut, dikutip dari Kantor Berita Turki, Rabu (25/6/2025).

Situs berita BeHadrei Haredim menyebut sekitar 25.000 dari pengajuan berasal dari Tel Aviv, sementara 10.800 lainnya berasal dari Askalan, dua kota yang terdampak signifikan akibat gelombang serangan rudal Iran

Saluran televisi Israel, Channel 7, juga melaporkan bahwa sedikitnya 10.630 warga terpaksa dievakuasi karena rumah mereka rusak parah.

Secara ekonomi, Israel menanggung beban besar akibat konflik tersebut. 

BACA JUGA: Eskalasi Konflik Israel-Iran Meningkat, DPR Minta WNI Segera Dievakuasi

Menurut Financial Express, negara itu menghabiskan sekitar 5 miliar dolar AS (sekitar Rp81,6 triliun) hanya dalam pekan pertama perang

Biaya operasi per hari mencapai 725 juta dolar, dengan mayoritas untuk aksi militer ke Iran. 

Wall Street Journal bahkan mencatat biaya sistem pertahanan udara Israel bisa mencapai 200 juta dolar per hari.

Kerusakan pada sektor infrastruktur juga menambah tekanan. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait