Indonesia Resmi Gabung BRICS, Kerja Sama dengan Brasil Digenjot di Sektor Energi hingga Kemaritiman
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.-(istimewa)-
JAKARTA, NOMORSATUKALTIM – Bergabungnya Indonesia secara resmi ke dalam kelompok ekonomi BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa) membuka peluang baru bagi penguatan hubungan bilateral dengan negara-negara anggota, termasuk Brasil.
Pemerintah Indonesia pun mulai mendorong kolaborasi strategis di berbagai sektor, terutama energi, pangan, dan industri kemaritiman.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, BRICS merupakan wadah penting bagi Indonesia untuk memperluas kerja sama internasional serta berkontribusi dalam pengambilan keputusan global, khususnya di bidang industri dan ekonomi.
“Indonesia berkomitmen untuk terus aktif dalam BRICS dengan mendorong pembangunan industri berkelanjutan dan penerapan ekonomi sirkular,” ujar Menperin Agus.
BACA JUGA : DTPHP Berau Perketat Pengawasan Hewan Kurban
Agus menekankan bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS bukan hanya simbol kepercayaan global terhadap perekonomian nasional, tetapi juga sebagai momentum untuk menjalin kemitraan yang lebih erat dengan negara-negara yang memiliki kesamaan kepentingan, seperti Brasil.
“Brasil dan Indonesia memiliki karakteristik yang serupa, baik dari sisi jumlah penduduk maupun kekayaan sumber daya alam. Kesamaan ini menjadi kekuatan yang bisa dikembangkan untuk menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan,” jelas Agus.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Brasil sendiri telah terjalin sejak tahun 1953.
Sepanjang perjalanannya, berbagai bentuk kerja sama telah dijalankan, terutama dalam sektor ekonomi dan industri. Menurut Agus, kerja sama tersebut akan terus diperluas dan ditingkatkan.
BACA JUGA : Dari Irigasi ke Wisata, Embung Maluhu Siap Dikenal Luas
BACA JUGA : Harga TBS Sawit di Kaltim Turun pada Awal Mei 2025
“Ke depan, kami melihat potensi besar untuk memperkuat kolaborasi di bidang energi terbarukan, ketahanan pangan, serta pengembangan sektor industri maritim,” tambahnya.
Dalam konteks industri kemaritiman, Agus menyebutkan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi perikanan yang sangat besar, namun masih menghadapi keterbatasan dari sisi armada penangkap ikan.
Oleh karena itu, kerja sama dengan Brasil dinilai strategis untuk mendukung pembangunan industri perkapalan nasional.
“Kami perlu meningkatkan kapasitas dalam memproduksi kapal penangkap ikan berkapasitas besar untuk memperkuat daya saing industri maritim nasional. Ini bisa menjadi salah satu fokus kerja sama bilateral ke depan,” kata Agus.
BACA JUGA : Kaltim Raih Penghargaan Provinsi Teraktif dalam Pembinaan SPM Awards
Ia juga berharap kemitraan Indonesia dengan Brasil melalui BRICS dapat berdampak langsung pada peningkatan neraca perdagangan kedua negara serta membantu menekan defisit perdagangan nasional.
“Sinergi dalam BRICS diharapkan mampu menciptakan ekosistem industri yang lebih kokoh dan kompetitif, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di pasar global,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Indonesia resmi menjadi anggota ke-11 BRICS pada Januari 2025, menyusul Arab Saudi yang bergabung sebelumnya.
Kini, BRICS dihuni oleh 11 negara yakni Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Indonesia.
BACA JUGA : Pelanggaran di PSU Mahulu Terus Bertambah, Bawaslu Sudah Terima 8 Laporan, Mayoritas Dugaan Politik Uang
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
