Krisis Air Bersih Bayangi Warga Maratua, 2 Kampung Masih Andalkan Air Hujan
Camat Maratua, Ariyanto-Maulidia Azwini/ Nomorsatukaltim-
BERAU, NOMORSATUKALTIM – Di balik pesona Pulau Maratua sebagai destinasi wisata kelas dunia, persoalan mendasar masih menghantui sebagian warganya.
Hingga kini, kebutuhan air bersih belum dapat dinikmati secara layak oleh sejumlah kampung, terutama Teluk Alulu dan Bohe Silian.
Camat Maratua, Ariyanto mengatakan, kondisi itu sudah berlangsung sejak lama dan menjadi bagian dari pola hidup masyarakat pesisir.
Minimnya sumber air bersih membuat warga terbiasa mengumpulkan air hujan dalam jumlah besar.
BACA JUGA: Usulan Penanganan Abrasi di Maratua Tak Kunjung Direalisasi, 2 Kampung Terancam Hilang
“Sejak dulu masyarakat di Teluk Alulu dan Bohe Silian mengandalkan air hujan. Mereka menambah tandon-tandon dan tampungan agar bisa dipakai untuk beberapa bulan kedepan,” ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Menurutnya, ketergantungan warga terhadap air hujan membuat hampir setiap rumah di dua kampung tersebut memiliki tandon berukuran besar.
“Makanya kalau kita lihat di dua kampung itu hampir setiap rumah punya tandon, tapi kalau buat MCK mereka biasanya tetamp ambil di Teluk Harapan,” katanya.
Ariyanto menambahkan upaya menyediakan solusi jangka panjang sebenarnya pernah dilakukan melalui pembangunan embung oleh pihak ketiga lewat program tanggung jawab sosial (CSR).
BACA JUGA: SPPG Maratua Ditarget Beroperasi Desember, Kejar Pemerataan MBG di Wilayah Terpencil
BACA JUGA: Usulan Nama Baru Bandara, UPBU Kalimarau Ingatkan Pemrakarsa Harus Penuhi Prosedur Kemenhub
Embung itu dirancang mampu menampung air dalam volume besar sehingga dapat digunakan warga.
Namun, embung tersebut belum berfungsi optimal lantaran adanya kerusakan berupa retakan di bagian bawah sehingga air yang tertampung mudah merembes keluar.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
