Bankaltimtara

TPA Manggar Bakal Penuh 2026, Begini Rencana Pemkot Balikpapan ke Depan

TPA Manggar Bakal Penuh 2026, Begini Rencana Pemkot Balikpapan ke Depan

Kondisi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, di Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.-(Disway Kaltim/ Salsa)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Manggar yang menjadi satu-satunya lokasi pengolahan sampah skala besar di Kota Balikpapan diperkirakan akan mencapai kapasitas maksimal pada 2026. 

Kondisi itu memicu kekhawatiran akan krisis pengelolaan sampah seiring volume buangan harian yang mencapai sekitar 500 ton.

Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud, menyebut pemerintah kota telah menyiapkan rencana pembangunan fasilitas pengelolaan sampah baru yang lebih modern. 

Meski demikian, ujarnya, langkah tersebut memerlukan dukungan penuh dari pemerintah pusat, terutama terkait pembiayaan dan pendampingan teknis.

BACA JUGA: Pemkot Balikpapan Bangun TPST untuk Kurangi Sampah di TPA Manggar

BACA JUGA: Tidak Sanggup Tampung Volume Sampah, TPA Manggar Diperkirakan Penuh pada Tahun 2026

"Lahan semakin menipis, percepatan kita semakin diperlukan. Maka perlu realisasi pembangunan fasilitas baru, termasuk dukungan dari kementerian terkait," ucap Rahmad kepada wartawan, baru-baru ini.

Saat ini, pengolahan sampah di TPA Manggar masih bergantung pada sistem konvensional dengan lahan cadangan yang sangat terbatas. 

Oleh karena itu, pemerintah kota mulai merancang pendekatan berbasis teknologi ramah lingkungan, seperti sistem waste-to-energy, insinerator, dan daur ulang terpadu.

Selain fokus pada infrastruktur, Pemkot Balikpapan juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya. 

BACA JUGA: Menteri LHK Tegas Larang Open Dumping, Dorong Transformasi Pengelolaan Sampah di Kaltim

BACA JUGA: Pemkot Balikpapan Targetkan 204 Bank Sampah, Pengelolaan Sampah Kawasan Berlaku Mulai 1 Juli

Lebih lanjut, edukasi pemilahan sampah rumah tangga dan penguatan jaringan bank sampah menjadi bagian dari strategi jangka panjang.

"Hingga kini, puluhan bank sampah telah terbentuk, namun belum merata menjangkau seluruh kelurahan. Partisipasi masyarakat sangat penting. Kami juga memperkuat kolaborasi dengan sektor informal seperti pemulung dan pengepul," jelas Rahmad.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait