Lonjakan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak, Kementerian PPPA Soroti 5 Faktor Pemicu
Menteri PPPA, Arifah Choiri Fauzi saat berinteraksi bersama anak-anak sekolah dasar di Taman Bekapai Balikpapan, Jumat (29/8/2025).-Chandra-Disway Kaltim
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Indonesia mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI), jumlah kasus yang terlaporkan meningkat dari 11.385 pada pertengahan Juni menjadi 19.535 kasus per 24 Agustus.
“Dalam dua bulan, ada penambahan lebih dari 7.500 kasus. Ini angka yang luar biasa, meski kami menyadari ini baru fenomena gunung es,” ujar Menteri PPPA, Arifah Chori Fauzi, pada saat meresmikan Ruang Bersama Indonesia di Taman Bekapai Balikpapan, Jumat (29/8/2025).
BACA JUGA : No Gadget, Menteri PPPA Jajal Permainan Tradisional Bareng Anak-Anak di Balikpapan
Ia menekankan bahwa masih banyak korban yang enggan melapor karena berbagai kendala sosial dan struktural.
Analisis internal kementerian mengidentifikasi lima faktor utama yang diduga berkontribusi terhadap peningkatan kekerasan yakni:
1. ketergantungan ekonomi perempuan;
2. tantangan pola asuh di era digital;
3. penggunaan gawai yang tidak terkontrol;
4. lingkungan sosial yang kurang suportif;
5. serta praktik pernikahan di usia anak.
BACA JUGA : Camat Samarinda Seberang Bakal Tata Pedagang di Kawasan Trotoar Jalan APT Pranoto
Menurut Arifah, sekira 90 persen kasus yang ditangani kementerian memiliki keterkaitan dengan penggunaan gawai secara berlebihan.
“Anak-anak lebih banyak bermain gadget daripada bersosialisasi. Ini berdampak pada kemampuan mereka membangun relasi sehat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
