10 Tahun Jokowi, SMRC: 52 Persen Publik Nilai Pemerintah Sering Tabrak Konstitusi

52 persen publik menilai Jokowi kerap menabrak konstitusi.-(Disway Kaltim/ Rama)-NOMORSATUKALTIM
Prof. Saiful menjelaskan bahwa dalam 10 tahun pemerintahan Jokowi, telah terjadi penurunan signifikan dalam kualitas demokrasi di Indonesia.
“Menurunnya kinerja demokrasi, dari demokrasi yang hampir terkonsolidasi sebelum
BACA JUGA: KPU Kukar Gagal Hadirkan Dokumen Penting dalam Lanjutan Sidang Sengketa Pilkada di PTUN
BACA JUGA: Ketua RT 69 di Balikpapan Mendadak Dicopot Camat Jelang Coblosan Pilkada 2024
Presiden Jokowi memimpin, menjadi otokrat atau otoritarianisme. Terutama
pada 5 tahun terakhir Indonesia di bawah kepemimpinannya (Jokowi),” ungkap guru besar ilmu politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta tersebut.
Ia menambahkan, bahwa proses otokratisasi ini terutama dirasakan oleh masyarakat dengan pendidikan menengah hingga tinggi.
Menurut survei, 58 persen responden dengan pendidikan perguruan tinggi menyatakan bahwa pemerintah sering mengabaikan konstitusi.
BACA JUGA: KNPI Kukar Bersiap Musda, Tegaskan Netralitas dalam Pilkada
BACA JUGA: Tabungan Warga PPU Capai Rp 1,1 T, Pemkab Dorong LJK Bangun Ekonomi Daerah
Sedangkan hanya 40 persen dari mereka yang berpendidikan dasar yang berpendapat serupa.
Demikian juga, 53 persen lulusan perguruan tinggi mengaku takut terhadap kemungkinan penangkapan semena-mena oleh aparat, dibandingkan dengan 46 persen lulusan SD.
Penurunan Indeks Demokrasi
SMRC juga merujuk pada data yang dihimpun oleh V-Dem (Varieties of Democracy), yang mencatat indeks demokrasi elektoral Indonesia.
Pada 2004, indeks tersebut berada di angka 0,7 dalam skala 0-1.
BACA JUGA: Wasit Omar Al Ali Pimpin Pertandingan Indonesia-China dengan Fair, Tuai Pujian Netizen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: