Melalui Bimbingan Belajar, Sekelompok Perempuan ini Berupaya Mencegah Pernikahan Dini di Mahulu
Anastasia Hiyang saat memberikan bimbingan belajar untuk siswa SD di Mahulu.-(Ist./Nomorsatukaltim)-
MAHULU, NOMORSATUKALTIM - Komitmen untuk memajukan dunia pendidikan tidak hanya tugas para guru di sekolah, tapi menjadi tugas semua orang, terutama keluarga atau orang tua.
Demikian disampaikan oleh Anastasia Hiyang, Anggota DPRD Mahulu terpilih periode 2024-2029 dari Partai Amanat Nasional (PAN), Selasa (23/7/2024).
Pada momentum peringatan Hari Anak Nasional (HAN), Anastasia bersama sejumlah rekannya melaksanakan kegiatan bimbingan belajar kepada anak-anak SD di Long Isun, Kecamatan Long Pahangai, Mahulu.
Di antaranya les matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, hingga pelatihan membaca dan pelatihan tarian khas daerah.
Tidak hanya untuk anak SD saja, kegiatan serupa juga menyasar sekolah jenjang SMP dan SMA. Namun, jenis dan metode pembelajarannya berbeda.
BACA JUGA: Sudah Serahkan LHKPN, Anggota DPRD Mahulu Terpilih Siap Dilantik Bulan Depan
Kata Anastasia, sebenarnya kegiatan tersebut bukan yang pertama, bahkan jauh sebelum dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Mahulu.
“Jadi untuk pendidikan tingkat SD, dari kelas satu sampai kelas enam, kami memberikan les matematika, bahasa Indonesia. Kemudian untuk SMP dan SMA kami melakukan kegiatan publik speaking dan pelantikan kepribadian,” kata Anastasia Hiyang.
“Saya melihat, selama ini fokusnya pendidikan di Kabupaten Mahulu dari program dinas pendidikan itu mungkin lebih kepada kurikulum yang diberikan oleh Kemendikbud saja. Kalau saya, lebih kepada peningkatan SDM di berbagai macam bidang,” sambungnya.
Kegiatan tersebut memang turunan dari program Perempuan Amanat Nasional (PUAN). Namun menurutnya, secara pribadi dia memiliki komitmen untuk membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), terutama di kabupaten yang berbatasan dengan Serawak, Malaysia itu.
Kegiatan tersebut, kata dia, tidak hanya menjalankan program PUAN saja, tapi memang betul-betul berangkat dari rasa kepedulian terhadap kondisi pendidikan di Mahulu.
Apalagi masih banyak anak-anak SD di Mahulu yang belum lancar membaca bahkan hingga kelas enam SD. Kemampuan matematika dasar juga masih sangat terbatas, termasuk dalam hal berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
BACA JUGA: Panggung Seni Telah Diresmikan, Jadi Wadah Kreativitas Masyarakat Berau
Kemudian, motivasi belajar anak di Mahulu masih rendah, bahkan tak sedikit juga yang memilih putus sekolah hingga terjadinya pernikahan dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: