Bankaltimtara

Tarekat Ana' Loloa Bikin Geger! Sebut Rukun Islam Ada 11, Haji Cukup ke Gunung Bawakaraeng

Tarekat Ana' Loloa Bikin Geger! Sebut Rukun Islam Ada 11, Haji Cukup ke Gunung Bawakaraeng

Pengikut Tarekat Ana Loloa binaan Petta Bau cukup pergi ke Gunung Bawakaraeng untuk pergi berhaji.-(Foto/ Istimewa)-

MAROS, NOMORSATUKALTIM - Masyarakat Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dikejutkan dengan kemunculan ajaran Tarekat Ana’ Loloa yang dipimpin oleh seorang perempuan bernama Petta Bau (56). 

Ajaran ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat karena mengklaim bahwa rukun Islam terdiri dari 11 poin dan ibadah haji cukup dilakukan di Gunung Bawakaraeng.

Menanggapi fenomena ini, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama, Arsad Hidayat, mengungkapkan bahwa pihaknya telah membentuk tim.

Tim ini bergerak cepat dalam menangani kasus tersebut dengan menggandeng organisasi keagamaan Islam, aparat penegak hukum, serta lintas sektoral lainnya.

BACA JUGA: Bareskrim Polri Sebut Peran Catur sebagai Bandar Narkoba di Wilayah Kaltim

“Kami mengapresiasi kesigapan Kepala KUA Tompobulu dan lintas sektoral lainnya. Tim pencegahan diharapkan bisa segera merespons setiap peristiwa atau gejala konflik sosial yang terjadi di daerahnya. Tim ini juga diharapkan terus bersinergi dengan ormas keagamaan Islam setempat dan stakeholder lainnya,” ujar Arsad melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa (11/3/2025).

Investigasi KUA Tompobulu

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tompobulu, Danial, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Deteksi Dini dan Penanganan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan, menjelaskan bahwa ajaran Petta Bau bukanlah fenomena baru. 

Ajaran ini pertama kali muncul pada Oktober 2024 dan telah menimbulkan keresahan di masyarakat.

Pada 15 Oktober 2024, KUA menerima laporan dari warga terkait aktivitas yang dilakukan oleh kelompok ini. 

BACA JUGA: Cegah ISPA dan Diare Selama Ramadan, Ini Tips dari Dinkes Balikpapan

Investigasi segera dilakukan sehari setelahnya, dan ditemukan bahwa ajaran yang disebarkan oleh Petta Bau tidak memiliki dasar yang jelas dalam Islam. 

Bahkan, saat diminta menjelaskan konsep rukun Islam yang ia ajarkan, Petta Bau tidak mampu memberikan jawaban yang jelas dan ilmiah.

“Pada 16 Oktober 2024, kami melakukan investigasi dan menemukan bahwa ajaran ini tidak memiliki dasar yang jelas dalam Islam. Bahkan, pimpinan ajaran, Petta Bau, tidak dapat menjelaskan ajarannya secara ilmiah maupun teologis,” ujar Danial.

Lebih lanjut, diketahui bahwa Petta Bau mengklaim menerima ajarannya melalui mimpi dan mengaku diajari oleh Nabi Khidir. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: