Bankaltimtara

Kecewa, Bupati Kutai Timur Sindir KPC: Lahan Bekas Tambang Tak Jadi Sumber Kehidupan

Kecewa, Bupati Kutai Timur Sindir KPC: Lahan Bekas Tambang Tak Jadi Sumber Kehidupan

Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman (tengah)-DOK/Nomorsatukaltim-

KUTIM, NOMORSATUKALTIM - Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman secara tegas menyampaikan kekecewaannya terhadap PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang dinilai belum memberikan manfaat nyata kepada masyarakat dari pengelolaan lahan bekas tambang.

Ardiansyah tidak menutupi rasa kecewanya terhadap pengelolaan pascatambang yang dilakukan KPC.

Menurutnya, perusahaan sebesar KPC seharusnya menjadi contoh dalam menciptakan ekonomi baru bagi masyarakat sekitar tambang.

“Saya kecewa melihat lahan-lahan eks tambang KPC yang begitu luas, tetapi tidak memberi nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ujar Ardiansyah saat diwawancarai awak media baru-baru ini.

BACA JUGA: Ketua DPRD Kutim : SDA Dikeruk, Infrastruktur Justru Rusak oleh Aktivitas Perusahaan

BACA JUGA: Profit Sharing dari Sektor Tambang di Kutim Turun, Pernah Terima Rp400 Miliar Kini Hanya Rp70 Miliar

“Padahal, jika dikelola dengan benar, lahan itu bisa menjadi sumber penghidupan baru bagi warga,” tambahnya dengan nada tegas.

Ia menjelaskan, salah satu bentuk yang disorot ialah pengelolaan kebun sawit di lahan bekas tambang milik KPC.

Menurutnya, hasil dari kebun tersebut belum berdampak langsung bagi masyarakat yang terdampak aktivitas pertambangan.

“Kebun sawit itu ada, tapi apa manfaatnya untuk rakyat sekitar tambang? Seharusnya bisa jadi program pemberdayaan. Pemerintah daerah terbuka kok, kalau KPC mau bekerja sama dengan BUMDes atau koperasi desa,” kata bupati.

BACA JUGA: Kementerian ESDM Gugat Balik Warga Kutim Terkait Data Tambang KPC, Begini Kata Pokja 30

BACA JUGA: Jalan Poros Sangatta–Bengalon Rampung Diperbaiki, Gubernur Kaltim Apresiasi KPC

Ardiansyah menegaskan, Kutai Timur tidak ingin mengalami nasib serupa dengan daerah-daerah bekas tambang lain di Indonesia yang ekonominya stagnan setelah tambang berhenti beroperasi.

“Kita tidak mau Kutim bernasib seperti Loa Kulu atau Sawahlunto. Tambang harus menyisakan kehidupan, bukan lubang. Konsep ESG (Environment, Social, Governance) itu jangan cuma slogan, tapi harus diterapkan nyata,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: