Disdikbud Kubar Gaungkan Pelestarian Budaya Lewat Ajang Kanda Dinda Duta Budaya
Kabid Kebudayaan Disdikbud Kutai Barat, Seki-Eventius-Disway Kaltim
1. Etika Kebudayaan oleh Seki sendiri,
2. Public Speaking oleh Onia Karlina Hiping,
3. Pemajuan Kebudayaan oleh Rendy Pangestu, dan
4. Penggunaan AI dalam Manajemen Media Budaya oleh Bangkit Darmawan.
BACA JUGA : Menteri LHK Tegas Larang Open Dumping, Dorong Transformasi Pengelolaan Sampah di Kaltim
Seki menilai, keberadaan teknologi harus dipandang sebagai bagian dari strategi pemajuan budaya, bukan ancaman.
“Kita tidak bisa lagi menunggu generasi muda datang ke museum atau menonton pertunjukan seni. Justru kita yang harus masuk ke ruang digital mereka. Itu sebabnya kami libatkan narasumber dari berbagai bidang, termasuk teknologi AI dan media sosial. Kita ingin finalis ini paham caranya membuat budaya kita tetap relevan,” tambahnya.
Seki juga menggarisbawahi pentingnya pelatihan public speaking dan etika kebudayaan agar para finalis mampu menyampaikan gagasan mereka secara tepat dan santun di hadapan berbagai audiens, baik lokal maupun internasional.
“Orang yang bicara soal budaya tidak boleh hanya tahu isi kepala sendiri. Mereka harus belajar mendengar, menghargai perbedaan, dan memahami konteks. Kutai Barat adalah contoh nyata Indonesia mini. Ini tempat di mana toleransi hidup berdampingan dengan adat,” jelasnya.
BACA JUGA : DPRD Kaltim Usulkan Pembuatan Sodetan ke Laut dan Perencanaan Drainase di Balikpapan
Kegiatan ini mendapat dukungan luas dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh masyarakat hingga organisasi perempuan.
Partisipasi aktif Ketua PKK Kutai Barat, Maria Christina Moses, yang hadir sejak awal hingga akhir audisi, menambah legitimasi kegiatan ini sebagai bagian dari pembinaan karakter generasi muda.
Puncak kegiatan akan digelar dalam bentuk Grand Final pada 10 Juli 2025 di Gedung ATJ Kutai Barat. Di sini, para finalis akan tampil membawa gagasan budaya mereka di hadapan dewan juri dan masyarakat umum.
Aspek penilaian meliputi kemampuan berpikir kritis, pemahaman kebudayaan, penyampaian ide secara efektif, serta orasi budaya yang menyentuh nilai-nilai lokal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
