Pemkab Kukar Akan Lakukan Ini Demi Melindungi Populasi Pesut Mahakam
Pesut Mahakam-istimewa-
Tingkat kelangsungan hidup anak pesut pun rendah. Banyak yang mati muda karena faktor lingkungan, termasuk terjerat jaring nelayan.
"Pesut bukan seperti ikan yang bisa bertelur ratusan. Mereka mamalia, butuh waktu lama untuk dewasa, dan sangat bergantung pada kondisi lingkungan. Begitu populasinya kecil, resiko kepunahan makin besar," jelas Direktur Yayasan RASI, Danielle Krab.
Yayasan RASI mencatat ada empat faktor dominan yang menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup pesut Mahakam, yakni : pertama, Jaring insang nelayan yang dapat menjerat pesut.
Kedua, Tabrakan kapal di perairan. Lalu lintas ponton batu bara, kapal bermesin, hingga speedboat di Sungai Mahakam kian padat. Tubuh pesut sering terluka akibat baling-baling kapal.
BACA JUGA:Tidak Bisa Sendirian Selamatkan Pesut Mahakam, KLHK Minta Semua Pihak Bantu Bertindak
Ketiga, Racun dan setrum ikan. Praktik ilegal ini masih ditemukan di beberapa titik, menyebabkan kematian ikan sekaligus merusak ekosistem yang menjadi sumber makanan pesut.
Keempat, adanya polusi air. Sungai Mahakam kini tercemar limbah industri, domestik, hingga mikroplastik. Penelitian RASI menemukan jejak mikroplastik di tubuh ikan yang menjadi santapan utama pesut.
Yayasan RASI berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan kelangsugan hidup hewan ikonik Kalimantan itu.
Dengan langkah menjaga kelestarian lingkungan sekitar dan menggencarkan edukasi masyarakat agar tidak merusak habitat pesut.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

