Makin Diminati, Elit Politik Berebut Masuk Gerindra, Ini Alasannya Menurut Pengamat
Saiful Bahtiar.-(Disway Kaltim/ Mayang)-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Fenomena berpindahnya kader parpol ke Gerindra merupakan bagian dari realitas politik yang sudah berlangsung sejak lama.
Menurut pengamat politik Universitas Mulawarman Saiful Bahtiar, hal ini merupakan fenomena yang wajar. Bukan pula tradisi yang baru dalam dinamika perpolitikan.
"Secara normatif, sampai saat ini tidak ada larangan bagi kader atau anggota partai untuk berpindah ke partai lain. Ini bukan hanya terjadi sekarang, tapi sudah menjadi tradisi politik pada masa-masa sebelumnya," kata Saiful.
Ia mencontohkan fenomena serupa pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu banyak kepala daerah dan tokoh partai berbondong-bondong gabung Demokrat.
Demikian pula pada masa Presiden Joko Widodo. Banyak tokoh daerah yang berpindah ke PDIP.
Menurut Saiful, tren serupa terjadi saat ini di era Presiden Prabowo Subianto.
"Gerindra menjadi partai pengusung utama presiden terpilih di 2024, sehingga wajar banyak kepala daerah dan tokoh lokal yang sebelumnya bukan pengurus Gerindra kini bergabung," ujarnya
Fenomena ini menurut Saiful juga dipengaruhi kondisi fiskal daerah.
Pemotongan dana bagi hasil (DBH) dan pembatasan anggaran di beberapa daerah, termasuk Kutai Kartanegara (Kukar), Penajam Paser Utara (PPU), dan Provinsi Kaltim, membuat kepala daerah mencari jalur untuk mempermudah koordinasi program pembangunan dan realisasi janji kampanye.
"Dengan bergabung ke partai penguasa nasional, kepala daerah akan lebih mudah dalam proses anggaran dan pelaksanaan program pembangunan. Ini menjadi salah satu pertimbangan penting bagi mereka,"katanya.
Saiful menambahkan, perpindahan kader juga terkait dengan strategi politik jangka panjang. Termasuk persiapan Pilkada 2029.
Misalnya, langkah Aulia Rahman, Bupati Kukar, yang bergabung ke Gerindra.
Selain memanfaatkan peluang koordinasi anggaran, juga dimaknai sebagai strategi mengantisipasi persaingan internal di PDIP.
"Secara politis, potensi Aulia Rahman dan Rendi untuk menjadi pesaing di Pilkada 2029 terbuka lebar. Dengan berpindahnya Aulia Rahman ke Gerindra, risiko pertarungan internal di PDIP bisa diminimalkan dan fokus bisa dialihkan ke persiapan Pilkada mendatang," beber Saiful.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
