Beda dengan Daerah Lain, Pemkot Bontang Tidak Naikkan PBB, Malah Kasih Stimulus

BACA JUGA:Mutasi Jabatan, Dua Perwira di Polres Bontang Berganti

“Gaji kita itu ada pajaknya. Listrik ada pajaknya. Kasihan masyarakat kalau PBB lagi dinaikkan,” tegasnya.

Menurutnya, saat ini ketika PBB dinaikkan, masyarakat akan kesulitan dalam membayar pajak. 

Bukannya meningkatkan pendapatan daerah dari pajak, malah berpotensi hilang. Karena masyarakat tidak sanggup lagi dalam membayar pajak.

“Harapannya kan pajak naik, pendapatan daerah akan naik. Kita bisa mendekati kemandirian fiskal. Tapi, realisasinya malah masyarakat tidak akan bayar pajak. Dampaknya adalah pendapatan daerah dari pajak ini menyusut tajam. Bahkan, akan hilang. Karena masyarakat tidak mau bayar pajak,” katanya lagi.

BACA JUGA:Terkejut Banyak Anak Stunting Berada di Kawasan Pesisir, Pemkot Bontang Tekan Stunting Dengan Penambahan Gizi

Karena itu, saat ini fokus pemkot Bontang hanya untuk masyarakat yang PBB-nya masih nunggak, segera dilunaskan.

Salah satunya dengan program stimulus terhadap denda keterlambatan yang coba ditawarkan pemerintah kota ke masyarakat Bontang.

Hanya saja, ia menilai banyak hambatan yang didapat masyarakat dalam mendorong masyarakat Kota Taman melunaskan tunggakan PBB-nya.

Salah satunya adalah mayoritas masyarakat Bontang adalah pekerja. Saat bekerja di kota tersebut mereka membeli rumah.

Setelah pensiun dari pekerjaannya, mereka yang mayoritas pendatang akan kembali ke daerah asalnya. Nah, rumah yang dimiliki di Bontang tidak dijual. Biasanya disewakan.

“Kondisi seperti ini yang menyulitkan kita. Pemilik rumah tidak tinggal di Bontang. Kami kesulitan untuk menagih,” ucapnya.

Ditambah, saat ini belum ada sanksi yang tegas untuk masyarakat yang telat membayar PBB. Hanya ada teguran-teguran saja. Alhasil, WP lebih banyak menyepelekan untuk membayar PBB.

“Stimulus yang dikasih pun terkadang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,” terangnya.

Sumber: