Bankaltimtara

Pemanis Buatan dalam Soda Diet Ternyata Meningkatkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke

Pemanis Buatan dalam Soda Diet Ternyata Meningkatkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke

Pemanis buatan pada soda diet ternyata memicu beragam penyakit kardio vaskular.-(Foto/ Istimewa)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Mengonsumsi pemanis buatan dalam soda diet mungkin tampak sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan gula.

Tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa bahan ini justru bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cell Metabolism mengungkapkan bahwa aspartam, salah satu pemanis buatan yang umum digunakan dalam soda diet dan produk makanan bebas gula, berpotensi memicu penyakit kardiovaskular.

aspartam Memicu Peradangan

Temuan ini berdasarkan eksperimen para ilmuwan pada tikus yang diberi asupan makanan mengandung aspartam selama 12 minggu. 

BACA JUGA: Trending! Kemunculan Ronaldinho di Iklan Shopee Disambut Meriah Netizen

BACA JUGA: Mudah Ditanam di Rumah, Berikut Manfaat Daun Seledri untuk Kesehatan Ginjal

Dosis yang diberikan setara dengan konsumsi 3 kaleng soda diet per hari pada manusia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus yang mengonsumsi aspartam mengalami peningkatan peradangan serta akumulasi plak lemak yang lebih besar dalam arteri mereka dibandingkan kelompok yang tidak diberikan pemanis buatan tersebut.

Peneliti juga menemukan bahwa kadar insulin dalam darah tikus meningkat setelah aspartam masuk ke dalam tubuh mereka. 

Hal ini diyakini sebagai faktor utama yang menghubungkan aspartam dengan penyakit jantung dan stroke.

BACA JUGA: Hipertensi jadi Masalah Baru Bagi Remaja, Salah Satunya Disebabkan Malas Gerak

BACA JUGA: Berikut ini Tips Agar Tetap Bugar Menjelang Puasa Ramadan

"Aspartam memicu peningkatan kadar insulin pada hewan, yang pada akhirnya berkontribusi pada aterosklerosis—penumpukan plak lemak di arteri. Kondisi ini meningkatkan peradangan dan memperbesar risiko serangan jantung serta stroke dalam jangka panjang," jelas para peneliti, dikutip dari Medical Daily.

Sinyal Imun yang Memicu Risiko Kardiovaskular

Lebih lanjut, studi ini menemukan bahwa sinyal imun spesifik bernama CX3CL1 aktif ketika kadar insulin meningkat. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: