Diskoperindag Berau Kembangkan Ekonomi Kreatif Maratua Lewat Olahan Limbah Kelapa

“Ada dua musim di Maratua, utara dan selatan. Saat musim tertentu, mereka sama sekali tidak bisa melaut. Nah, inilah peluang mereka untuk tetap produktif dengan mengolah bahan lokal,” jelasnya.

Untuk memperkuat rantai usaha tersebut, Diskoperindag mendorong Koperasi Desa Merah Putih agar mengambil peran sebagai penggerak bisnis lokal. 

BACA JUGA: Berawal dari Usaha Rumahan, Kue Angka 8 Kini Jadi Oleh-oleh Khas Berau

BACA JUGA: Program Desa BRILiaN Berdayakan Pelaku Usaha Camilan Menjadi Produk Oleh-Oleh Unggulan

Eva menilai, koperasi merah putih memiliki akses pembiayaan yang lebih mudah dan bisa menjadi jembatan antara pelaku industri kecil menengah (IKM) dengan pasar.

“Koperasi bisa menampung hasil produksi, memberi pembiayaan, dan memasarkan produk. Jadi pelaku IKM fokus membuat, sementara koperasi yang menyalurkan,” tutur Eva.

Selain itu, Eva mengungkapkan pemerintah daerah juga tengah menyiapkan UMKM Center dan galeri promosi yang akan menjadi wadah bagi produk-produk lokal untuk dipamerkan dan dipasarkan secara berkelanjutan. 

Kerja sama dengan Dekranasda turut dirancang untuk memperluas jangkauan pemasaran produk khas Maratua dan pulau-pulau sekitarnya.

BACA JUGA: AirAsia Resmi Terbang ke Berau, Bupati Optimistis Pariwisata Bahari Akan Mendunia

BACA JUGA: Disbudpar Berau Hadirkan SIDEWI, Panduan Digital untuk Wisatawan

“Ke depan, kami ingin produk dari olahan limbah kelapa ini masuk ke galeri UMKM Center dan menjadi kebanggaan masyarakat Maratua. Identitas lokal ini harus tumbuh dari potensi yang mereka miliki sendiri,” pungkasnya.

Dengan langkah tersebut, Eva berharap pulau Maratua tak hanya dikenal karena keindahan bawah lautnya, tetapi juga karena kekhasan produk ekonomi kreatif dan berdaya saing yang lahir dari tangan masyarakat lokal.

Sumber: