Jejak Panjang Pembangunan Energi Nuklir di Indonesia, Kaltim Siap?
Ilustrasi reaktor nuklir. -pixabay-
Ketiganya diperkirakan memiliki potensi untuk menghasilkan kapasitas listrik sebesar 1 gigawatt (GW).
Butuh Investasi 'gede'
Berbagai negara di dunia, dari Vietnam hingga Belgia, terus mengembangkan atau mempertahankan energi nuklir demi mencapai target nol emisi bersih dan melawan perubahan iklim. Namun, Indonesia masih kekurangan keahlian dalam negeri untuk mengelola teknologi nuklir ini.
Untuk itu, Indonesia tengah mencari kerja sama dengan pihak luar, termasuk perusahaan-perusahaan besar seperti Rosatom (Rusia), CNNC (Cina), dan Candu (Kanada).
Bahkan, anak perusahaan ThorCon di Indonesia sedang berupaya mendapat lisensi untuk membangun "reaktor garam cair" eksperimental, yang dirancang untuk diproduksi di galangan kapal lalu ditarik ke lokasi pesisir atau lepas pantai, bahkan bisa "dibebani" ke dasar laut.
DEN juga menjajaki kemungkinan kerja sama dengan EDF SA dari Prancis. Meski saat ini belum ada pembicaraan formal tentang nuklir antara EDF dan Indonesia.
BACA JUGA:UN Diganti TKA, Kemendikdasmen Targetkan November Sudah Diterapkan di Seluruh SMA Sederajat
CEO EDF Bernard Fontana ikut dalam delegasi Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berkunjung ke Indonesia.
Namun, banyak ahli skeptis soal jadwal ambisius pembangunan nuklir Indonesia. Andrews-Speed dari Oxford, dikutip dari DW Indonesia mengatakan, "Saya akan bergabung dengan orang lain yang skeptis bahwa Indonesia dapat menggunakan tenaga nuklir dalam skala signifikan dalam sepuluh tahun ke depan."
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
