Disambangi BRIN, Kutai Barat Komitmen Tingkatkan Inovasi Daerah
Bupati Kutai Barat, Frederick Edwin saat memberikan sambutan dalam kegiatan sosialisasi BRIN ke daerah.-(Disway Kaltim/ Eventius)-
KUBAR, NOMORSATUKALTIM – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong percepatan pembangunan daerah melalui pendekatan berbasis data dan inovasi.
Dalam kegiatan bertajuk Sosialisasi dan Identifikasi Riset dan Inovasi untuk Mendukung Pembangunan Daerah, yang digelar di Gedung ATJ Sendawar, Kamis (3/7/2025), BRIN mengajak Pemkab Kutai Barat dan Mahakam Ulu untuk memperkuat sinergi dalam pemanfaatan riset yang berdampak langsung bagi masyarakat.
Bupati Kutai Barat, Frederick Edwin, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran BRIN yang dinilai sangat relevan dengan arah pembangunan daerah saat ini.
Ia menekankan bahwa riset dan inovasi harus menjadi bagian integral dari proses perencanaan dan pelaksanaan program pemerintah.
BACA JUGA: Bupati Kubar Terbitkan Surat Edaran Larangan Penahanan Ijazah Pekerja
“Kami menyambut baik sinergi ini sebagai bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk menjadikan riset dan inovasi sebagai pilar pembangunan. Kita tidak bisa lagi mengandalkan pola lama, pembangunan ke depan harus berbasis data, terukur, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Bupati Edwin.
Ia juga menegaskan bahwa keberadaan BRIN menjadi energi baru untuk mendorong penguatan kapasitas SDM dan sistem kelembagaan di daerah.
Kutai Barat, menurutnya, siap bekerja sama dan beradaptasi dengan pendekatan berbasis bukti sebagaimana ditekankan BRIN.
Kegiatan ini menghadirkan Dr. Ing. Wiwiek Joelijani, Direktur Fasilitasi dan Pemantauan Riset dan Inovasi Daerah BRIN, sebagai narasumber utama.
BACA JUGA: Jalur Dua Sendawar Dipoles Ulang, Pemkab Kubar Kucurkan Rp17,9 Miliar dari APBD 2025
Dalam pemaparannya, ia menegaskan pentingnya riset sebagai pondasi dalam menyusun kebijakan dan perencanaan pembangunan di daerah.
“Pendampingan dari BRIN kepada daerah dimulai tahun ini. Prinsip utamanya, pembangunan tidak perlu menunggu anggaran. Kita harus mulai dari kajian yang berbasis bukti dan data,” ujar Wiwiek.
Ia menekankan bahwa riset bukan sekadar dokumen kajian, melainkan landasan untuk menciptakan program yang tepat sasaran.
Karena itu, koordinasi antar-organisasi perangkat daerah (OPD) menjadi kunci utama, dengan peran strategis Bappeda sebagai pengarah dan pengendali program daerah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
