Bankaltimtara

Kelangkaan BBM di Balikpapan Ungkap Fakta Baru, Kilang Balikpapan Tidak Produksi Pertamax

Kelangkaan BBM di Balikpapan Ungkap Fakta Baru, Kilang Balikpapan Tidak Produksi Pertamax

Antrean kendaraan di depan pintu masuk SPBU 61.761.03 di Jl MT Haryono, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.-(Nomorsatukaltim/ Hariadi)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Antrean panjang kendaraan di SPBU dan keresahan warga Balikpapan selama 3 hari lalu telah membuka satu fakta penting yang selama ini luput dari perhatian publik. 

Kilang Pertamina Balikpapan, yang berdiri megah di Kota Minyak, ternyata tidak memproduksi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.

Fakta ini mencuat setelah Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, mengusulkan agar produksi Pertamax dilakukan langsung di kilang lokal. 

Usulan ini disampaikan kepada Direksi Pertamina di tengah puncak krisis BBM yang membuat banyak warga terpaksa membeli bensin eceran hingga Rp40 ribu per botol, atau bahkan lebih.

BACA JUGA: Balikpapan Krisis Pertamax, Dewan Minta Pertamina Evaluasi Internal

“Saya sudah sampaikan langsung ke Direksi Pertamina di pusat, supaya ke depan Pertamax bisa diproduksi langsung di kilang kita. Kalau sudah produksi lokal, distribusinya pasti lebih lancar dan tidak lagi terjadi kelangkaan,” ujar Rahmad saat turun ke lapangan untuk melihat antrean di SPBU, pada Rabu malam (21/5/2025).

Kota Penghasil Minyak, Warga Kehabisan BBM

Pernyataan Rahmad seolah menjawab pertanyaan besar warga, mengapa kota dengan kilang minyak besar bisa mengalami kelangkaan BBM

Selama krisis yang berlangsung sejak Senin (19/5/2025), antrean kendaraan mengular di berbagai titik SPBU. 

Saiful, seorang pedagang, harus antre sejak pukul 07.00 WITA di SPBU Karang Anyar.

BACA JUGA: PPU Mulai Sulit Dapat Pertamax, Warga Beralih ke Pertalite Meski Rela Antre di SPBU

“Sisi kanan saja ini ada empat baris, masing-masing sekitar 30 motor, jadi 120 motor. Sisi kiri juga sama. Total kira-kira 240 motor belum termasuk yang mengular ke jalan,” jelasnya sambil menghitung.

Ia menyebut, pembelian BBM di SPBU dibatasi maksimal Rp50 ribu per motor, dan ia sudah antre lebih dari 1,5 jam.

Kondisi serupa juga terjadi di 13 SPBU lain di Kota Minyak. 

Akibat persoalan inilah, banyak warga Balikpapan, termasuk Saiful membeli bensin eceran seharga Rp40 ribu per botol. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait