Kelangkaan BBM di Balikpapan Ungkap Fakta Baru, Kilang Balikpapan Tidak Produksi Pertamax
Antrean kendaraan di depan pintu masuk SPBU 61.761.03 di Jl MT Haryono, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.-(Nomorsatukaltim/ Hariadi)-
BACA JUGA: Pertamina Patra Niaga akan Tambah Pasokan Pertamax di Balikpapan dari Fuel Terminal Samarinda
Di tengah krisis BBM yang terjadi di Kota Minyak, praktik pengetapan dan penjualan kembali BBM marak terjadi.
“Kondisi ini dimanfaatkan sebagian warga yang membeli BBM di SPBU untuk kemudian dijual kembali secara eceran dengan harga tinggi,” ujar Rus’an, warga lainnya.
Warganet juga menyoroti ironi kota minyak yang kesulitan BBM.
“Kasihan warga kecil. Harga eceran melonjak, padahal penghasilan pas-pasan,” tulis Rus Ana di media sosial.
BACA JUGA: RDP Panas, DPRD Balikpapan Cecar Pertamina Hingga Gebrak Meja, Pertanyakan Kelangkaan BBM
Selama ini mayoritas warga Balikpapan memang sudah terbiasa menggunakan Pertamax dan Pertamax Turbo dibanding BBM bersubsidi jenis Pertalite.
Jangankan dalam kondisi krisis BBM, dalam kondisi normal saja Pertalite sulit didapat di Kota Minyak.
Warga harus rela dengan antrean panjang karena stoknya memang sangat terbatas.
Usulan Pertamax Produksi Lokal
Rahmad menyebut usulan produksi lokal sebagai langkah antisipatif terhadap ketergantungan Balikpapan pada pasokan dari luar daerah, yang kerap mengalami kendala distribusi.
Menurutnya, jika kilang Balikpapan bisa memproduksi Pertamax, distribusi akan lebih stabil dan tidak lagi memicu antrean.
“Dengan produksi di dalam kota, kita bisa mengontrol distribusi lebih baik. Warga tidak lagi khawatir soal antrean atau keterlambatan,” ujarnya, dikutip Antara.
Untuk normalisasi antrean di SPBU, Wali Kota Rahmad meminta pelayanan SPBU dibuka 24 jam, sesuai hasil RDP bersama DPRD dan Pertamina.
“SPBU yang masuk dalam kesepakatan RDP wajib buka 24 jam. Ini langkah darurat untuk meredam antrian,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

