Ahli Kimia Berikan Pandangan Tanggapi Masalah RON dalam Kasus Pertamax

Bagus Muliawan. -istimewa-
“Walaupun RON tinggi, tapi kalau bahan bakarnya kotor atau bercampur dengan udara, tetap saja bisa merusak mesin,” tegasnya.
BACA JUGA : Satreskrim Polresta Samarinda Sebut Hasil Pengecekan SPBU Nihil Indikasi BBM Oplosan
Bagus juga menyoroti isu yang berkembang di media sosial, di mana beberapa pengguna Pertamax menguras tangki kendaraannya setelah pemakaian satu tahun dan menemukan endapan kotoran yang cukup signifikan.
“Beberapa influencer sudah membahas ini, banyak video di YouTube dan media sosial yang menunjukkan kondisi tangki mereka setelah menggunakan Pertamax dalam kurun waktu satu tahun ini,” katanya.
Lebih lanjut, ia menimbulkan dugaan bahwa Pertamax yang beredar di pasaran telah mengalami pencampuran atau pencampuran dengan bahan bakar beroktan lebih rendah seperti Pertalite.
Namun, yang paling disesalkan olehnya adalah lemahnya pengawasan terhadap kualitas bahan bakar setelah keluar dari Terminal BBM.
BACA JUGA : Gubernur Kaltim Beri 3 Kebijakan Spesial pada Hari Raya Idulfitri
“Saya rasa Pertamina hanya melakukan quality control sampai di terminal BBM yang menjadi pusat blending dan penambahan aditif. Seharusnya pengawasan tetap berlanjut sampai ke SPBU dan akhirnya ke tangan konsumen,” ujarnya.
Sebagai konsumen yang memahami spesifikasi bahan bakar, Bagus berharap ada jaminan mutu yang lebih baik bagi pengguna Pertamax.
“Konsumen kelas menengah ke atas yang menggunakan Pertamax sudah membayar lebih mahal, seharusnya mereka mendapatkan bahan bakar dengan kualitas yang layak,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: