Masyarakat Adat Mului (Bagian 1): Sang Penjaga Warisan Leluhur di Tanah Paser

Masyarakat Adat Mului (Bagian 1): Sang Penjaga Warisan Leluhur di Tanah Paser

2 Orang Perempuan Masyarakat Adat Paser Mului Saat Pulang dari Ladang, di Dusun Mului, Desa Swan Slutung, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur Kamis (12/12/2024).-(Disway Kaltim/ Salsa)-

BACA JUGA: DPMK Sebut Masyarakat Boleh Adukan Kinerja Kepala Kampung yang Tidak Sesuai Regulasi

Perladangan juga bukan sekadar persoalan pangan semata, namun merupakan sarana bagi Masyarakat Adat Mului membangun kebudayaannya. 

Hal tersebut terlihat jelas ketika Masyarakat Adat Mului masih menjalankan kerja timbal-balik sebagai sebuah jaring pengaman yang dibentuk yakni solidaritas sosial yang mereka sebut sebagai Sempolo, biasanya dilakukan pada saat membuka lahan perladangan, pra panen, dan panen. 

“Untuk menebang pohon yang arealnya digunakan untuk ladang, kami harus meminta ijin pada penunggu pohon tersebut, kami Besoyong (merapalkan doa-doa pada leluhur) agar tidak diganggu makhluk penghuni pohon tersebut” tutur Jidan saat ditemui langsung.

Begitu pun ketika ingin memanen madu di hutan, mereka meminta izin kepada penunggu pohon banggris. Supaya mereka mendapatkan hasil yang cukup.


Ladang Milik Masyarakat Adat Paser Mului, di Dusun Mului, Desa Swan Slutung, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Kamis (12/12/2024).-(Disway Kaltim/ Salsa)-

BACA JUGA: Menengok Wisata 'Ekstrem' Goa Tengkorak Paser

“Itu juga kami lakukan agar proses memanjat pohon kami tidak ada yang celaka dan selamat hingga sampai ke bawah pohon,” imbuhnya.

Baginya, setiap tempat memiliki penjaga atau penunggu. Hal tersebut menjadi kewajiban untuk masyarakat Adat Mului untuk meminta izin agar menghargai keberadaan mereka. 

“Sebab ketika kita merasa angkuh, maka mereka itu akan memberi celaka pada kita. Selayaknya kita manusia yang hidup ini juga, coba saja kalau orang tiba-tiba masuk rumah kita tanpa permisi, apa tidak marah kita?,” tanyanya.

Aturan Adat menjadi pedoman yang mereka gunakan dan terapkan dalam menjaga hutan yang di miliki. 

BACA JUGA: Libur Akhir Tahun Telah Tiba, Wamenpar Prediksi Kunjungan Wisatawan Domestik mencapai 100 Juta Orang

Di samping itu solidaritas sosial yang sudah di bangun menjadi kunci keberhasilan Masyarakat Adat Mului menghadapi berbagai tantangan yang ingin merusak berbagai pranata kehidupan mereka.

*Tulisan ini merupakan hasil liputan khusus bersama Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kalimantan Timur (AMAN Kaltim)*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: