Dishub Balikpapan Andalkan Bus Bacitra sebagai Solusi Kemacetan, 100 Persen Diterima Masyarakat

Dishub Balikpapan Andalkan Bus Bacitra sebagai Solusi Kemacetan, 100 Persen Diterima Masyarakat

Kepala Dinas Perhubungan Balikpapan, Adwar Skenda Putra. (istimewa)--

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Kemacetan menjadi permasalahan serius yang dihadapi Kota Balikpapan dalam beberapa tahun terakhir.

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) salah satu perusahaan BUMN menjadi salah satu faktor utama yang semakin memperparah kondisi lalu lintas di kota ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Balikpapan, Adwar Skenda Putra, yang mengungkapkan bahwa peningkatan jumlah kendaraan akibat mobilitas pekerja proyek IKN dan RDMP menjadi sebab kemacetan.

"Banyak faktor yang menjadi penyebab kemacetan di Balikpapan, salah satunya adalah pembangunan IKN yang ada di Kalimantan Timur, posisinya tidak jauh dari Balikpapan. Termasuk yang ke IKN, pasti masuknya lewat IKN, tinggalnya di Balikpapan dan kembalinya dari Balikpapan," ujar Adwar.

BACA JUGA : Pemerintah Kembangkan Pengobatan TBC Menjadi Lebih Singkat

Adwar menambahkan, proyek RDMP yang tengah berlangsung juga turut berkontribusi terhadap peningkatan volume kendaraan di jalanan. 

"Adanya pengembangan dari proyek Pertamina RDMP yang dalam lima tahun ini, progresnya harus selesai pada tahun 2025. Ini juga yang menyebabkan, secara ekonomi meningkat," jelasnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemerintah Kota Balikpapan telah berupaya meningkatkan kapasitas angkutan umum dengan meluncurkan Bus City Trans Balikpapan beberapa waktu lalu.

"Perlu ada strategi kita untuk melakukan penataan manajemen terkait dengan beberapa ruas jalan kita. Ada konsep yang sedang kita bangun, salah satunya adalah sarana angkutan umum massal, yaitu dengan adanya Bus City Trans Balikpapan," tutur Adwar.

BACA JUGA : BKAD PPU Minta OPD Percepat Realisasi Penyerapan Anggaran

Namun, upaya tersebut masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kondisi geografis Balikpapan yang tidak sepenuhnya datar serta keterbatasan infrastruktur jalan. 

"Kami dari Dinas Perhubungan mencoba mengubah sistem transportasi yang ada di kota. Bagaimana dia bisa kita interkoneksikan. Itu yang sulit karena Balikpapan ini tidak semua konturnya rata atau datar. Kemudian jalannya tidak semua satu jalur itu ada empat lajur. Paling banyak kan dua lajur," ungkap Adwar.

Adwar berharap dengan adanya perubahan mindset masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum, permasalahan kemacetan di Balikpapan dapat teratasi. 

"Sehingga yang bisa kita ubah adalah sistem transportasinya yang harus bisa massal. Di beberapa kota yang kita pelajari, contoh yang paling dekat Jakarta. Jakarta punya APBD yang lebih mumpuni karena kan masih ibu kota negara, jadi bisa terealisasi dengan cepat,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: